Stok Minyak Sawit Melimpah, Harga Referensi CPO Turun
Selasa, 18 Oktober 2022 - 11:56 WIB
Harga referensi produk minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) turun. Foto/Dok SINDOnews/Yorri Farli
JAKARTA - Harga referensi produk minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) periode 16-31 Oktober 2022 tercatat sebesar USD713,89 per metrik ton (MT).
Nilai tersebut turun 9,88% atau USD78,30 dibandingkan periode 1-15 Oktober. Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Veri Anggrijono mengatakan, penurunan tersebut berdampak pada turunnya BK CPO periode 16-31 Oktober 2022 menjadi sebesar USD3/MT.
Harga Referensi tersebut sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1436 Tahun 2022 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
“Saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan yang semakin mendekati ambang batas sebesar USD680/MT. Pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD3/MT untuk periode 16-31 Oktober 2022,” paparnya, Selasa (18/10/2022).
Menurut Veri, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penurunan harga referensi CPO. Di antaranya kekhawatiran atas resesi global dan melimpahnya stok CPO di Indonesia dan Malaysia.
"Termasuk menurunnya harga minyak nabati lainnya, terutama harga minyak kedelai pada akhir September 2022," ungkap Veri.
Nilai tersebut turun 9,88% atau USD78,30 dibandingkan periode 1-15 Oktober. Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Veri Anggrijono mengatakan, penurunan tersebut berdampak pada turunnya BK CPO periode 16-31 Oktober 2022 menjadi sebesar USD3/MT.
Harga Referensi tersebut sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1436 Tahun 2022 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
“Saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan yang semakin mendekati ambang batas sebesar USD680/MT. Pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD3/MT untuk periode 16-31 Oktober 2022,” paparnya, Selasa (18/10/2022).
Menurut Veri, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penurunan harga referensi CPO. Di antaranya kekhawatiran atas resesi global dan melimpahnya stok CPO di Indonesia dan Malaysia.
"Termasuk menurunnya harga minyak nabati lainnya, terutama harga minyak kedelai pada akhir September 2022," ungkap Veri.
(ind)
tulis komentar anda