Kementan Dorong Generasi Muda Jawa Barat Berwirausaha di Sektor Pertanian
Selasa, 18 Oktober 2022 - 23:03 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) aktif menggalakkan program pengembangan kewirausahaan dan ketenagakerjaan pemuda milenial di bidang pertanian atau Program YESS singkatan Youth Enterpreneurship and Employment Support Services. Hasil sinergi Kementan dengan lembaga pendanaan internasional di sektor pertanian, International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Untuk itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dalam hal ini Polbangtan Bogor, selaku Provincial Project and Implementation Unit (PPIU) di Provinsi Jawa Barat (Jabar) melaksanakan kegiatan pelatihan yang dikelola oleh DIT di setiap daerah binaan, salah satunya di BDSP Sagala Herang, Subang.
Kementan berkomitmen untuk terus memfasilitasi generasi milenial terjun menjadi petani dan wirausaha pertanian. Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo selalu meyakinkan bahwa pertanian adalah bisnis yang menjanjikan. “Hal itu harus didukung oleh kapasitas SDM pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing,” kata Mentan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/10/2022).
(Baca juga:Wirausaha Bangkitkan Ekonomi di Era Pandemi)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda. “Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia,” katanya.
Menurut Dedi Nursyamsi, para petani milenial harus bisa menggunakan teknologi dan kreatif contohnya dalam memasarkan produknya karena branding adalah penting di zaman sekarang.
Tati Hartati, Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Sagala Herang, Kabupaten Subang mengatakan bahwa pemerintah mengajak masyarakat, khususnya generasi milenial yang belum memiliki usaha, diajak untuk berkeinginan mengembangkan ide-ide kreatif dalam usaha pertanian, dengan mencari dan memanfaatkan peluang usaha di masing-masing desa. “Untuk yang sudah memiliki usaha, kami dorong untuk meningkatkan kembali kualitas dan kuantitas produksi melalui pemanfaatan Program YESS,” katanya.
(Baca juga:Memberdayakan Media Sosial Tumbuhkan Wirausaha Baru)
Sementara Cecep Taufik, dari Tim Teknis DIT Kabupaten Subang hadir sebagai narasumber, menyampaikan bahwa dalam menentukan suatu usaha kita harus melihat dan memastikan apakah pasarnya ada atau tidak ada, apakah banyak atau sedikit.
Untuk itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dalam hal ini Polbangtan Bogor, selaku Provincial Project and Implementation Unit (PPIU) di Provinsi Jawa Barat (Jabar) melaksanakan kegiatan pelatihan yang dikelola oleh DIT di setiap daerah binaan, salah satunya di BDSP Sagala Herang, Subang.
Kementan berkomitmen untuk terus memfasilitasi generasi milenial terjun menjadi petani dan wirausaha pertanian. Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo selalu meyakinkan bahwa pertanian adalah bisnis yang menjanjikan. “Hal itu harus didukung oleh kapasitas SDM pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing,” kata Mentan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/10/2022).
(Baca juga:Wirausaha Bangkitkan Ekonomi di Era Pandemi)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda. “Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia,” katanya.
Menurut Dedi Nursyamsi, para petani milenial harus bisa menggunakan teknologi dan kreatif contohnya dalam memasarkan produknya karena branding adalah penting di zaman sekarang.
Tati Hartati, Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Sagala Herang, Kabupaten Subang mengatakan bahwa pemerintah mengajak masyarakat, khususnya generasi milenial yang belum memiliki usaha, diajak untuk berkeinginan mengembangkan ide-ide kreatif dalam usaha pertanian, dengan mencari dan memanfaatkan peluang usaha di masing-masing desa. “Untuk yang sudah memiliki usaha, kami dorong untuk meningkatkan kembali kualitas dan kuantitas produksi melalui pemanfaatan Program YESS,” katanya.
(Baca juga:Memberdayakan Media Sosial Tumbuhkan Wirausaha Baru)
Sementara Cecep Taufik, dari Tim Teknis DIT Kabupaten Subang hadir sebagai narasumber, menyampaikan bahwa dalam menentukan suatu usaha kita harus melihat dan memastikan apakah pasarnya ada atau tidak ada, apakah banyak atau sedikit.
tulis komentar anda