BPDPKS Dukung Implementasi B40
Jum'at, 04 November 2022 - 09:41 WIB
BALI - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit ( BPDPKS ) berkomitmen untuk mendukung rencana bauran Biodiesel 40% atau B40. Program biodiesel ini dinilai sangat penting mendukung keberlanjutan industri sawit nasional.
“Program biodiesel akan mendukung penyerapan sawit yang sangat signifikan terhadap penyerapan sawit di dalam negeri,” ujar Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman, saat berbicara pada 18th Indonesian Palm Oil Conference and 2023 Price Outlook di Bali International Convention Center (BICC), Kamis (3/11/2022).
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyelesaikan uji jalan (road test) penggunaan bahan bakar B40 pada kendaraan bermesin diesel. Setelah ini, Pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40 sehingga dapat segera diimplementasikan. “Alokasi dana untuk mendukung program B40 dipastikan cukup agar program ini dapat berjalan,” ujar Eddy.
(Baca juga:Uji Jalan Rampung, Bahan Bakar Nabati B40 Segera Meluncur)
Eddy menjelaskan bahwa BPDPKS memberikan perhatian khusus kepada penggunaan energi baru terbarukan seperti biodiesel, green diesel, dan green gasoline yang ramah lingkungan. “Biofuel menjadi bagian dari program yang sangat penting untuk dicapai karena ditargetkan mampu memperluas pasar lebih lanjut,” jelas Eddy.
Dalam presentasinya, Eddy memproyeksikan pertumbuhan CPO sebesar 4% per tahun sehingga diperkirakan rata-rata produksi antara 2023-2026 sebesar 57,24 juta ton–58,27 juta ton yang akan memberikan lebih banyak kesempatan di sektor hilir.
Program biofuel, dikatakan Eddy dapat menjadi strategi baik dalam menyeimbangkan kenaikan produksi dengan peningkatan pasar baru bagi penyerapan sawit. “Indonesia telah berkomitmen untuk memperluas dan menciptakan lebih banyak pasar domestik untuk produk hilir kelapa sawit,” urai Eddy.
(Baca juga:Program B40 Mendadak Batal Lanjut di 2021, Ini Sebabnya)
Eddy menjelaskan bahwa program biodiesel telah digunakan hampir di setiap wilayah tanah air. Produsen biodiesel ada di 12 provinsi di seluruh tanah air dengan total produksi lebih dari 10 juta kilo liter (KL).
Eddy menegaskan bahwa konsistensi pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan program biofuel program dalam dekade terakhir, telah berdampak pada stabilitas CPO dan harga biodiesel.
“Program B30 meyakinkan CPO permintaan domestik stabil, secara keseluruhan naik turunnya harga CPO. Ini juga berkontribusi pada kepastian pasokan energi domestik di saat pasokan energi dunia menipis,” katanya.
“Program biodiesel akan mendukung penyerapan sawit yang sangat signifikan terhadap penyerapan sawit di dalam negeri,” ujar Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman, saat berbicara pada 18th Indonesian Palm Oil Conference and 2023 Price Outlook di Bali International Convention Center (BICC), Kamis (3/11/2022).
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyelesaikan uji jalan (road test) penggunaan bahan bakar B40 pada kendaraan bermesin diesel. Setelah ini, Pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40 sehingga dapat segera diimplementasikan. “Alokasi dana untuk mendukung program B40 dipastikan cukup agar program ini dapat berjalan,” ujar Eddy.
(Baca juga:Uji Jalan Rampung, Bahan Bakar Nabati B40 Segera Meluncur)
Eddy menjelaskan bahwa BPDPKS memberikan perhatian khusus kepada penggunaan energi baru terbarukan seperti biodiesel, green diesel, dan green gasoline yang ramah lingkungan. “Biofuel menjadi bagian dari program yang sangat penting untuk dicapai karena ditargetkan mampu memperluas pasar lebih lanjut,” jelas Eddy.
Dalam presentasinya, Eddy memproyeksikan pertumbuhan CPO sebesar 4% per tahun sehingga diperkirakan rata-rata produksi antara 2023-2026 sebesar 57,24 juta ton–58,27 juta ton yang akan memberikan lebih banyak kesempatan di sektor hilir.
Program biofuel, dikatakan Eddy dapat menjadi strategi baik dalam menyeimbangkan kenaikan produksi dengan peningkatan pasar baru bagi penyerapan sawit. “Indonesia telah berkomitmen untuk memperluas dan menciptakan lebih banyak pasar domestik untuk produk hilir kelapa sawit,” urai Eddy.
(Baca juga:Program B40 Mendadak Batal Lanjut di 2021, Ini Sebabnya)
Eddy menjelaskan bahwa program biodiesel telah digunakan hampir di setiap wilayah tanah air. Produsen biodiesel ada di 12 provinsi di seluruh tanah air dengan total produksi lebih dari 10 juta kilo liter (KL).
Eddy menegaskan bahwa konsistensi pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan program biofuel program dalam dekade terakhir, telah berdampak pada stabilitas CPO dan harga biodiesel.
“Program B30 meyakinkan CPO permintaan domestik stabil, secara keseluruhan naik turunnya harga CPO. Ini juga berkontribusi pada kepastian pasokan energi domestik di saat pasokan energi dunia menipis,” katanya.
(dar)
tulis komentar anda