Kemenperin Kembangkan Energi Terbarukan dengan Sistem 4.0

Rabu, 08 Juli 2020 - 20:13 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) Surabaya, salah satu unit litbang milik Kementerian Perindustrian , telah melakukan beberapa riset mengenai implementasi industri 4.0 dalam mendukung penggunaan energi baru terbarukan.

Inovasi ini diharapkan dapat dikembangkan secara manufaktur oleh industri di dalam negeri sehingga mampu mensubstitusi komponen pendukung pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang masih impor.

“Energi baru terbarukan merupakan era masa depan untuk keberlanjutan penyediaan energi dan ketenagalistrikan nasional, termasuk yang menjadi kebutuhan sektor industri,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, di Jakarta, Rabu (8/7/2020).

Doddy kemudian menjelaskan, sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia masih menggunakan energi fosil (minyak, batubara, dan gas bumi) yang mencapai 81,3%. Di lain pihak, Indonesia kaya akan potensi sumber energi baru terbarukan, mulai dari panas bumi, matahari, dan juga energi hydro. ( Baca juga:Pengembangan Energi Terbarukan Kita Kalah Jauh dengan Vietnam )



Oleh karena itu, salah satu arah kebijakan dan strategi dalam rangka pemenuhan akses, pasokan energi serta tenaga listrik yang merata dan berkelanjutan adalah peningkatan efisiensi pada pemanfaatan energi dan tenaga listrik melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi smart grid.

Doddy menambahkan, teknologi smart grid pada PLTS membutuhkan komunikasi yang efektif antara bagian-bagian yang menjadi aspek penting, karena merupakan syarat bagi proses monitoring dan pengendaliannya.

“Pemanfaatan IoT (internet of things) sebagai teknologi pendukung pada smart grid dapat meningkatkan produktivitas dengan merampingkan proses komunikasi serta mampu meningkatkan keakuratan data dan informasi,” imbuhnya.

Guna mendorong penyediaan energi dan ketenagalistrikan nasional, lanjut Doddy, pemanfaatan energi surya perlu ditingkatkan mengingat lokasi Indonesia berada di garis khatulistiwa. Apalagi, semakin terbatasnya ketersediaan energi fosil dari waktu ke waktu dan dampak penurunan mutu lingkungan akibat emisi CO2 dan bahan partikulat yang cukup besar.

Kepala Baristand Industri Surabaya Aan Eddy Antana menyampaikan, pihaknya ingin memperkenalkan Rekayasa Kontroler MPPT Berbasis Anfis untuk Peningkatan Efisiensi Pembangkit Photovoltaic. Inovasi ini adalah pengembangan kontrolerpencari titik daya maksimum (MPPT) yang merupakan salah satu komponen pembangkit Photovoltaic, yang umumnya masih diperoleh secara impor.

“Kami telah menciptakan prototipe controller MPPT ini dengan menggunakan kombinasi kontroler cerdas yang telah menunjukan adanya peningkatan kemampuan penyerapan energi,” ujarnya.

Komponen MPPT dan inverter yang dihasilkan Baristand Industri Surabaya memiliki tingkat prosentase bobot tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 13,5% sesuai dengan Permenperin No. 4 tahun 2017. Selain itu, prototipe tersebut mampu menaikkan respons daya keluaran PDC sebesar 7% dari produk impor yang telah beredar di pasaran.

Aan mengemukakan, pemanfaatan energi surya ini dapat diaplikasikan dalam beragam skala dan di berbagai lokasi, baik terpasang di atap ataupun di atas tanah. “Desain sistem pembangkit listrik tenaga surya yang bersifat modular membuatnya mudah untuk disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, mulai dari konsumen rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan industri,” tuturnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More