Iriana Jokowi Diolok-olok, Erick Thohir: Kita Tidak Boleh Diam
Jum'at, 18 November 2022 - 15:21 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai perilaku salah satu pengguna media sosial yang mengolok-olok Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Twitter merupakan tindakan yang tak pantas.
Ramai di Twitter, akun @koProfilJati mengunggah foto Iriana bersama istri Presiden Korea Selatan, Kim Keon Hee, dengan narasi yang merendahkan Ibu Negara. Erick mengaku dirinya sedih dan terpukul karena postingan tak senonoh itu.
"Saya sangat sedih dan sangat terpukul ketika hal-hal ini justru dianggap biasa, ini tidak biasa," tegas Erick melalui akun Instagramnya, Jumat (18/11/2022).
Dia menilai sikap tersebut bukanlah tindakan biasa, namun sebuah perilaku yang bukan menjadi budaya Indonesia. Karena itu, tidak bisa dibiarkan begitu saja.
"Seseorang yang menghina Ibu Negara kita, simbol negara kita, dan tentu kita tidak boleh diam. Apalagi membuatnya menjadi bahan bercandaan yang tidak baik, kita tidak boleh menjadi bangsa yang nyinyir, kufur nikmat," ucapnya.
Erick mencatat cuitan pemilik akun tersebut bisa dipahami sebagai sikap patriarki antara atasan dan bawahan. Pasalnya, dalam postingan itu pemilik akun memposisikan Iriana Jokowi sebagai seorang pembantu, sementara Kim Keon Hee sebagai nyoya majikan.
Erick menegaskan pandangan patriarki adalah pemahaman kuno yang tidak bisa diberlakukan lagi. Apalagi, saat ini lahir perempuan-perempuan dengan karya besar dan hebat.
"Budaya patriarki sudah kuno sebenarnya, terlepas dari kebebasan bersosial media. Saya menjadi saksi bagaimana perempuan membuat karya-karya hebat," ucap Erick.
Ramai di Twitter, akun @koProfilJati mengunggah foto Iriana bersama istri Presiden Korea Selatan, Kim Keon Hee, dengan narasi yang merendahkan Ibu Negara. Erick mengaku dirinya sedih dan terpukul karena postingan tak senonoh itu.
"Saya sangat sedih dan sangat terpukul ketika hal-hal ini justru dianggap biasa, ini tidak biasa," tegas Erick melalui akun Instagramnya, Jumat (18/11/2022).
Dia menilai sikap tersebut bukanlah tindakan biasa, namun sebuah perilaku yang bukan menjadi budaya Indonesia. Karena itu, tidak bisa dibiarkan begitu saja.
"Seseorang yang menghina Ibu Negara kita, simbol negara kita, dan tentu kita tidak boleh diam. Apalagi membuatnya menjadi bahan bercandaan yang tidak baik, kita tidak boleh menjadi bangsa yang nyinyir, kufur nikmat," ucapnya.
Erick mencatat cuitan pemilik akun tersebut bisa dipahami sebagai sikap patriarki antara atasan dan bawahan. Pasalnya, dalam postingan itu pemilik akun memposisikan Iriana Jokowi sebagai seorang pembantu, sementara Kim Keon Hee sebagai nyoya majikan.
Erick menegaskan pandangan patriarki adalah pemahaman kuno yang tidak bisa diberlakukan lagi. Apalagi, saat ini lahir perempuan-perempuan dengan karya besar dan hebat.
"Budaya patriarki sudah kuno sebenarnya, terlepas dari kebebasan bersosial media. Saya menjadi saksi bagaimana perempuan membuat karya-karya hebat," ucap Erick.
(uka)
tulis komentar anda