Potret Antusias dan Kegembiraan Anak-Anak di Posko Pengungsian Cianjur bersama Relawan PLN

Senin, 28 November 2022 - 09:44 WIB
Melalui YBM, PLN mengirim puluhan relawan untuk memberikan trauma healing untuk anak-anak penyintas gempa Cianjur.
CIANJUR - Aulia, gadis kecil dan pintar dari Desa Pasir Muncang, Cianjur yang merasakan dampak bencana gempa terlihat riang. Ia tengah ikut bermain dalam penyembuhan trauma (trauma healing) yang digelar para relawan dari PT PLN (Persero) melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN. Terlihat ia bersemangat mengikuti kegiatan dan bahkan sampai meminta para relawan untuk mampir bermain ke posko pengungsiannya.

"Udah mau pulang ya teh (Kakak). Terima kasih ya teh, jadi senang diajak main dan belajar kayak tadi,” ungkapnya dengan polos melepas para relawan yang meninggalkan tenda pengungsiannya.

Para ibu di lokasi Pasirmuncang ini juga merasa gembira dan mengapresiasi kehadiran para relawan yang bisa membantu anak-anak lepas dari trauma imbas bencana gempa.





Selain menjaga terang listrik sejak awal terjadi bencana, PLN juga menurunkan para relawan kemanusiaan di lokasi-lokasi pengungsian. Melalui YBM, PLN mengirim puluhan relawan untuk memberikan trauma healing untuk anak-anak penyintas gempa. Para relawan ini merupakan mahasiswa penerima beasiswa pendidikan YBM PLN dari berbagai daerah. Aksi trauma healing ini telah dilakukan sejak kunjungan Presiden Joko Widodo dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pada Kamis, (24/11/2022) lalu.

Faisal, salah seorang relawan YBM PLN dari Bandung menyampaikan kegembiraannya dapat berbagi dengan penyintas gempa lewat program trauma healing ini. Kegiatan yang digelar di tenda-tenda pengungsian disambut antusias oleh anak-anak.

“Kegiatan trauma healing dilakukan terhadap anak-anak pengungsi di posko-posko terdampak. Respons anak-anak sendiri variatif. Senang, mereka terhibur dan merasa dipedulikan,” ucapnya.

Faisal berkisah dari kegiatan yang digelar relawan di Kampung Babakan Cangklek misalnya, Ia menemukan anak-anak yang mengalami trauma dan takut masuk ke dalam bangunan. Hal ini tampak dari kegiatan menggambar yang digelar relawan untuk anak-anak.

“Ada anak yang memiliki 3 bersaudara. Dia lalu menggambar gunung dengan ilustrasi rumah dan diberi tulisan rumahku ambruk. Psikis mereka memang terganggu. Traumanya sangat mendalam,” ujarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More