Tumbuh Positif, Uang Beredar pada November Tembus Rp8.296 Triliun
Jum'at, 23 Desember 2022 - 14:00 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada bulan November 2022 tumbuh positif.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menerangkan, posisi M2 pada November 2022 tercatat sebesar Rp8.296,1 triliun atau tumbuh 9,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 11,7% (yoy)," ungkap Erwin dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Dia melanjutkan, pertumbuhan M2 pada November 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Adapun penyaluran kredit pada November 2022 tumbuh 10,8% (yoy). Hal ini seiring perkembangan kredit produktif.
Aktiva luar negeri bersih juga tercatat tumbuh positif sebesar 1,0% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya yang terkontraksi 3,8% (yoy).
"Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat terkontraksi 17,2% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 16,8% (yoy)," tutup Erwin.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menerangkan, posisi M2 pada November 2022 tercatat sebesar Rp8.296,1 triliun atau tumbuh 9,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 11,7% (yoy)," ungkap Erwin dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Baca Juga
Dia melanjutkan, pertumbuhan M2 pada November 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Adapun penyaluran kredit pada November 2022 tumbuh 10,8% (yoy). Hal ini seiring perkembangan kredit produktif.
Aktiva luar negeri bersih juga tercatat tumbuh positif sebesar 1,0% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya yang terkontraksi 3,8% (yoy).
Baca Juga
"Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat terkontraksi 17,2% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 16,8% (yoy)," tutup Erwin.
(ind)
tulis komentar anda