Rawan Profit Taking, IHSG Masih Bisa Menguat ke 7.000
Kamis, 05 Januari 2023 - 08:57 WIB
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan ( IHSG ) hari ini, Kamis (5/1/2023), masih berpotensi bergerak mixed cenderung menguat pada sepanjang perdagangan. Pergerakan indeks saham akan berada di kisaran 6.740-7.000.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto, mengatakan IHSG yang melemah “melunasi” penguatan yang sebelumnya juga sekitar 1%. Kondisi itu membuat candlestick IHSG terlihat patah.
"Melihat jumlah saham yang menurun juga cukup banyak pada perdagangan kemarin, maka IHSG yang patah tren ini murni faktor pasar," tulis William dalam analisisnya, Kamis (5/1/2023).
Menurut WIlliam, tekanan ini benar-benar terjadi karena penurunan serentak saham-saham dan bukan karena saham tertentu saja yang berbobot besar. Tekanan cukup besar dipimpin oleh saham-saham perbankan, seperti BBCA BMRI yang menjadi penekan IHSG, dan sisanya adalah saham-saham lain yang turut menurun.
"Kami menilai bahwa kondisi ini wajar karena adanya kemungkinan profit taking setelah penguatan saham-saham perbankan hingga sempat menuju harga all time high. Namun efek terhadap IHSG jadi tampak tidak bagus," jelas dia.
Di sisi lain, kita bisa melihat ini sebagai pertukaran rotasi pada saham-saham second liner. William Hartanto kemudian menyebut sejumlah saham yang bisa diamati, di antarnya:
DSNG: buy, support Rp585, resistance Rp640, Rp680.
RALS: buy, support Rp590, resistance Rp640.
NICL: buy, support Rp167, resistance Rp171, Rp180.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto, mengatakan IHSG yang melemah “melunasi” penguatan yang sebelumnya juga sekitar 1%. Kondisi itu membuat candlestick IHSG terlihat patah.
"Melihat jumlah saham yang menurun juga cukup banyak pada perdagangan kemarin, maka IHSG yang patah tren ini murni faktor pasar," tulis William dalam analisisnya, Kamis (5/1/2023).
Menurut WIlliam, tekanan ini benar-benar terjadi karena penurunan serentak saham-saham dan bukan karena saham tertentu saja yang berbobot besar. Tekanan cukup besar dipimpin oleh saham-saham perbankan, seperti BBCA BMRI yang menjadi penekan IHSG, dan sisanya adalah saham-saham lain yang turut menurun.
"Kami menilai bahwa kondisi ini wajar karena adanya kemungkinan profit taking setelah penguatan saham-saham perbankan hingga sempat menuju harga all time high. Namun efek terhadap IHSG jadi tampak tidak bagus," jelas dia.
Di sisi lain, kita bisa melihat ini sebagai pertukaran rotasi pada saham-saham second liner. William Hartanto kemudian menyebut sejumlah saham yang bisa diamati, di antarnya:
DSNG: buy, support Rp585, resistance Rp640, Rp680.
RALS: buy, support Rp590, resistance Rp640.
NICL: buy, support Rp167, resistance Rp171, Rp180.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda