Merosot, Realisasi Lifting Minyak 2022 jadi 612.300 Barel per Hari
Rabu, 18 Januari 2023 - 16:52 WIB
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mencatat realisasi lifting minyak pada 2022 mencapai 612.300 barel oil per day (BPOD).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, capaian itu lebih rendah dibandingkan realisasi lifting minyak 2021 yang mencapai 660.300 BOPD. Begitu pula jika dibandingkan target lifting minyak 2022 yang direncanakan 703.000 BOPD.
"Ada beberapa hal yang terjadi sehingga target lifting minyak tidak tercapai," ujarnya saat Jumpa Pers SKK Migas Capaian Kinerja Tahun 2022 dan Target Tahun 2023 di kantornya di Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Selain lifting minyak, salur gas pada 2023 yang sebesar 5.347 Million Standard Cubic Feet per Day (mmscfd) atau juta standar kaki kubik per hari juga lebih rendah dibandingkan realisasi 2021 yang tercatat 5.505 mmscfd. Selain itu, lebih rendah dari target 2022 yang direncanakan sebesar 5.800 mmscfd.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo menuturkan, tidak tercapainya target lifting minyak lantaran adanya pandemi Covid-19 termasuk omicron yang menyerang dunia termasuk Indonesia.
"Ada beberapa waterfall dari lapangan yang memang sudah relatif tua lebih curam dari yang kita prediksi hasil pengeboran ada di beberapa lapangan belum memenuhi target jadi input sendiri bagi kami untuk evaluasi di tahun 2023. Ketiga adanya unplanned shutdown, gas juga mirip-mirip karena waterfall-nya sama," paparnya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, capaian itu lebih rendah dibandingkan realisasi lifting minyak 2021 yang mencapai 660.300 BOPD. Begitu pula jika dibandingkan target lifting minyak 2022 yang direncanakan 703.000 BOPD.
"Ada beberapa hal yang terjadi sehingga target lifting minyak tidak tercapai," ujarnya saat Jumpa Pers SKK Migas Capaian Kinerja Tahun 2022 dan Target Tahun 2023 di kantornya di Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Baca Juga
Selain lifting minyak, salur gas pada 2023 yang sebesar 5.347 Million Standard Cubic Feet per Day (mmscfd) atau juta standar kaki kubik per hari juga lebih rendah dibandingkan realisasi 2021 yang tercatat 5.505 mmscfd. Selain itu, lebih rendah dari target 2022 yang direncanakan sebesar 5.800 mmscfd.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo menuturkan, tidak tercapainya target lifting minyak lantaran adanya pandemi Covid-19 termasuk omicron yang menyerang dunia termasuk Indonesia.
Baca Juga
"Ada beberapa waterfall dari lapangan yang memang sudah relatif tua lebih curam dari yang kita prediksi hasil pengeboran ada di beberapa lapangan belum memenuhi target jadi input sendiri bagi kami untuk evaluasi di tahun 2023. Ketiga adanya unplanned shutdown, gas juga mirip-mirip karena waterfall-nya sama," paparnya.
(ind)
tulis komentar anda