Inflasi Jepang Tembus 4%, Pecah Rekor Pertama Sejak 1981
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tingkat inflasi Jepang melonjak ke level tertinggi baru sejak 41 tahun karena bisnis membebankan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen. Melansir BBC, harga konsumen inti untuk Desember tahun lalu naik 4% dari tahun sebelumnya dua kali lipat dari tingkat target Bank of Japan (BOJ).
Hal itu memberikan tekanan lebih lanjut pada bank sentral untuk menaikkan suku bunga dalam membantu meringankan beban masyarakat. Pekan ini, kebijakan BOJ mengejutkan investor terkait rencana akan mempertahankan suku bunga mendekati nol, meskipun biaya mulai dari makanan hingga bahan bakar meningkat.
"Harga produsen telah meningkat dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada harga konsumen untuk beberapa waktu, tetapi sekarang perusahaan membebankan biaya ini kepada konsumen," kata Kepala Riset Ekuitas Jepang di Macquarie Group Damian Thong. "Kami percaya bahwa BOJ akan mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya," imbuhnya.
Harga produsen adalah ukuran inflasi pada tingkat grosir, sedangkan harga konsumen mencerminkan berapa banyak yang dibayarkan oleh rumah tangga untuk barang dan jasa. Data resmi terbaru, inflasi Jepang berada di level tertinggi sejak 1981 di atas target bank sentral.
Bahkan setelah lonjakan harga, Jepang masih memiliki salah satu tingkat inflasi terendah di dunia. Akibatnya, ekonomi terbesar ketiga dunia itu melawan tren banyak negara lain yang menaikkan suku bunga tajam selama setahun terakhir.
BOJ baru-baru ini mempertahankan suku bunga mendekati nol, yang mendorong nilai yen turun terhadap mata uang utama lainnya. Banyak ahli memperkirakan, bank sentral mulai menghapus program stimulus ekonomi dalam upaya untuk mengekang kenaikan harga.
Sementara, angka resmi terbaru menunjukkan bahwa inflasi di Amerika Serikat (AS) mencapai 6,5% pada bulan Desember, sementara itu 9,2% di zona euro dan 10,5% di Inggris.
Hal itu memberikan tekanan lebih lanjut pada bank sentral untuk menaikkan suku bunga dalam membantu meringankan beban masyarakat. Pekan ini, kebijakan BOJ mengejutkan investor terkait rencana akan mempertahankan suku bunga mendekati nol, meskipun biaya mulai dari makanan hingga bahan bakar meningkat.
"Harga produsen telah meningkat dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada harga konsumen untuk beberapa waktu, tetapi sekarang perusahaan membebankan biaya ini kepada konsumen," kata Kepala Riset Ekuitas Jepang di Macquarie Group Damian Thong. "Kami percaya bahwa BOJ akan mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya," imbuhnya.
Harga produsen adalah ukuran inflasi pada tingkat grosir, sedangkan harga konsumen mencerminkan berapa banyak yang dibayarkan oleh rumah tangga untuk barang dan jasa. Data resmi terbaru, inflasi Jepang berada di level tertinggi sejak 1981 di atas target bank sentral.
Bahkan setelah lonjakan harga, Jepang masih memiliki salah satu tingkat inflasi terendah di dunia. Akibatnya, ekonomi terbesar ketiga dunia itu melawan tren banyak negara lain yang menaikkan suku bunga tajam selama setahun terakhir.
BOJ baru-baru ini mempertahankan suku bunga mendekati nol, yang mendorong nilai yen turun terhadap mata uang utama lainnya. Banyak ahli memperkirakan, bank sentral mulai menghapus program stimulus ekonomi dalam upaya untuk mengekang kenaikan harga.
Sementara, angka resmi terbaru menunjukkan bahwa inflasi di Amerika Serikat (AS) mencapai 6,5% pada bulan Desember, sementara itu 9,2% di zona euro dan 10,5% di Inggris.
(nng)