Risiko Gagal Bayar Kecil, Pupuk Indonesia Kembali Raih Peringkat AAA dari Fitch Rating

Kamis, 26 Januari 2023 - 14:00 WIB
loading...
Risiko Gagal Bayar Kecil,...
PT Pupuk Indonesia kembali meraih rating AAA dari Fitch. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali mempertahankan peringkat korporasi dan obligasi AAA (idn) dengan outlook stabil dari Fitch Ratings. Peringkat AAA (idn) sudah diraih Pupuk Indonesia sejak 2014.



“Keberhasilan mempertahankan peringkat AAA dari Fitch Ratings menandakan bahwa Pupuk Indonesia merupakan BUMN sehat secara finansial dan kredibel,” kata Direktur Keuangan & Investasi Pupuk Indonesia, Wono Budi Tjahyono, dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (26/1/2023).

AAA(idn) merupakan peringkat tertinggi yang diberikan kepada perusahaan di Indonesia atau emiten penerbit obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar utang sangat rendah. Wono menambahkan, peringkat AAA(idn) akan berdampak positif terhadap proses bisnis Pupuk Indonesia ke depan. Menurut Wono, peringkat ini menjadi nilai tambah perusahaan di mata investor, kreditur, pemerintah, pemegang saham, maupun masyarakat luas.

Fitch Ratings memberikan peringkat AAA(idn) kepada Pupuk Indonesia berdasarkan beberapa faktor. Di antaranya adalah memiliki peran strategis dalam menyediakan dan menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani sesuai alokasi yang ditetapkan pemerintah dengan skema public service obligation (PSO) sehingga secara langsung mendukung program ketahanan pangan.

Selanjutnya, Fitch Ratings juga menilai kinerja perusahaan yang tecermin dalam pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan laba Pupuk Indonesia menjadi salah satu faktor pemberian peringkat AAA(idn).

“Pupuk Indonesia saat ini juga konsisten masuk top 10 perusahaan pupuk dunia,” tutup Wono.

Keberhasilan Pupuk Indonesia mempertahankan peringkat AAA(idn) dari Fitch Ratings juga berkat program transformasi bisnis, yaitu sentralisasi pemasaran. Program ini semakin memperkuat kemampuan Pupuk Indonesia beserta anak perusahaannya dalam melayani dan mengamankan pasokan pupuk dalam negeri, khususnya pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi. Di sisi lain, sentralisasi ini juga berhasil meningkatkan penetrasi pasar baik dalam dan luar negeri untuk produk-produk komersil perusahaan, pupuk maupun nonpupuk serta mengoptimalkan pendapatan perusahaan dari sektor tersebut.

Sentralisasi pemasaran berhasil meningkatkan kinerja perusahaan. Pada tahun 2022, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp103 triliun (unaudited) dengan laba kurang lebih Rp19 triliun (unaudited). 65% pendapatan berasal dari produk komersil dan nonpupuk.

Penjualan pupuk ke sektor non-subsidi, khususnya ke konsumen retail dan korporasi, di tahun 2022 mencapai 4,08 juta ton atau 101% dari target dan penjualan produk non-pupuk mencapai 1,45 juta ton atau 130% dari target.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1435 seconds (0.1#10.140)