Sedot Investasi Rp 10,6 Triliun, Superblok Tertinggi se-Indonesia Bakal Dibangun di Sudirman

Rabu, 01 Februari 2023 - 19:17 WIB
loading...
Sedot Investasi Rp 10,6 Triliun, Superblok Tertinggi se-Indonesia Bakal Dibangun di Sudirman
Investor asal Jepang digandeng untuk membangun kawasan superblok yang diklaim akan menjadi yang tertinggi se-Indonesia, dengan nilai investasi mencapai Rp 10,6 triliun. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - PT Taspen Properti Indonesia menggandeng perusahaan asal Jepang Mitsubishi Estate untuk membangun gedung tertinggi di Jakarta. Gedung yang akan jadi landmark kota Jakarta ini bakal dibangun selama 7 tahun dengan menempati lahan seluas 3,3 hektare.

Investasi yang digelontorkan untuk membangun gedung dengan ketinggian mencapai 331 meter itu sebesar Rp 10,6 triliun. Ada dua alasan yang membuat PT Taspen Properti Indonesia yang merupakan anak usaha PT Taspen (Persero) membangun kawasan superblok yang diklaim akan menjadi yang tertinggi se-Indonesia.



Direktur Utama PT Taspen Properti Indonesia, Bayu Utomo mengungkapkan, alasannya yakni untuk optimalisasi aset dan nilai pengembalian investasi.

"Daerah urban ini harga tanahnya sangat tinggi. Jadi secara kelayakan, itu paling masuk akal kalau dibuat bangunan tinggi. Kalau dibuat 2-3 lantai, tidak cukup pengembaliannya. Jadi memang dibutuhkan bangunan dengan lantai yang tinggi, untuk pengembalian investasi," katanya.

Bayu mengatakan di sisi lain, lahan seluas 3,3 hektare milik Taspen itu pun cukup lama tidak dioptimalkan penggunaannya, sehingga kemudian diputuskan untuk dikembangkan dengan menggandeng investor.

Lahan yang tadinya Menara Taspen itu terletak di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 2 Jakarta Pusat. Lahan tersebut, diakui Bayu, merupakan salah satu aset terbesar yang dimiliki perusahaan.

"Taspen tidak memiliki terlalu banyak (gedung), salah satu yang terbesar hanya ini, makanya kami manfaatkan lahan yang ada yang sudah sekian lama kurang dioptimalkan. Kami dapat tugas untuk mengoptimalkan lahan ini," bebernya.

Bayu menjelaskan sebelum dimenangkan Mitsubishi Estate Co, ada delapan investor yang mengikuti lelang proyek pembangunan kawasan bisnis, residensial dan niaga itu.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Taspen (Persero), ANS Kosasih mengatakan, prospek gedung perkantoran masih tetap tinggi di masa depan di tengah lesunya bisnis ruang kantor saat ini.

"Kami mendapatkan masukan dari pihak Jepang, Mitsubishi Estate sangat yakin kalau di Jakarta masih sangat menjanjikan. Bahkan setelah nanti ibu kota pindah pun akan tetap jadi kota perekonomian yang sangat besar," katanya.

Demikian pula dilihat dari tren gaya hidup, Kosasih menilai sektor properti masih cukup menjanjikan. Terlebih didukung dengan perekonomian Indonesia yang masih tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global.

"Tidak mungkin dengan masyarakat yang ekonominya bertumbuh, tidak memiliki lifestyle, entertainment dan business central yang tidak terpadu. Karena ekonomi Indonesia yang tumbuhlah, maka Jepang berani berinvestasi di sini," ucap Kosasih.

Menariknya, ketika Menara Kembar 40 Lantai Dirobohkan di India, Kosasih menegaskan bahwa investasi pembangunan kawasan superblok hijau itu sepenuhnya merupakan investasi Mitsubishi Estate Co sebagai investor utama dengan nilai investasi sebesar Rp 10,6 triliun.

Adapun pengembangan Oasis Central Sudirman menggunakan skema Bangun Guna Serah atau Build Operate Transfer (BOT). Dengan skema tersebut, pengelolaan akan dilakukan oleh Mitsubishi Estate selama 50 tahun.



Menurut Kosasih, kerja sama ini akan mendatangkan banyak keuntungan bagi Taspen. Setelah masa BOT selesai, lahan beserta gedung dan pengelolaannya akan sepenuhnya dimiliki oleh Taspen. Selain itu, BUMN dana pensiun ini juga akan mendapat hasil dari pengelolaan setiap tahunnya.

"Ini tidak pakai uang Taspen sama sekali. Dan ini betul-betul dananya dari Jepang, Taspen tidak keluar uang, tapi dapat uang. Dengan skema BOT, mereka bayar sewa 50 tahun ke kita, tanahnya balik. Hanya waktu pembangunan kita minta share. Semua dana dari Jepang, tapi kita masih ikut memiliki kepemilikan yang cukup signifikan dalam pengelolaan nanti. Share-nya 70:30, Jepang 70 (persen) kami 30 tapi dana semua dari Jepang," paparnya.

Nantinya, Oasis Central Sudirman diproyeksikan sebagai pusat bisnis, residensial dan niaga di Jakarta Pusat dengan pemenuhan standar ESG. Kedua tower masing-masing akan difungsikan sebagai apartemen, perkantoran dan kawasan ritel bisnis.

Lokasi lahan tersebut sangat strategis, terletak di kawasan Transit Oriented Development (TOD) yang sangat dekat dengan beberapa stasiun moda transportasi massal seperti MRT, LRT, Sky Train Bandara, KRL, dan Busway serta berjarak sangat dekat dari Pusat Bisnis, Pusat Perdagangan dan Pusat Pemerintahan.

Sekadar informasi, untuk gedung yang sudah ada saat ini di Jakarta yang paling tinggi masih dipegang oleh Gama Tower (285,5 meter). Total lantai dari bangunan ini berjumlah 64 lantai yang dimanfaatkan sebagai hotel dan perkantoran di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan.

Sementara untuk gedung yang saat ini masih dalam tahap pembangunan ada gedung Indonesia 1 di Jalan MH Thamrin. Gedung ini disebut-sebut memiliki tinggi 300 meter yang terdiri dari 2 tower. Masing-masing tower memiliki 59 lantai.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3941 seconds (0.1#10.140)