Tumbuh Impresif di Atas 5%, Industri Manufaktur Topang Ekonomi RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri pengolahan nonmigas Indonesia sepanjang tahun lalu tumbuh impresif di 5,01%. Capaian ini lebih tinggi dibanding tahun 2021 yang sebesar 3,67%.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor industri menjadi penopang utama terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,31% pada 2022.
“Kinerja positif dari industri manufaktur ini sejalan dengan beberapa indikator sepanjang 2022, antara lain Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang sama-sama berada di level ekspansif,” papar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, Senin (6/2/2023).
Di tengah perlambatan ekonomi global, lanjut Agus, utilisasi sektor industri manufaktur rata-rata sudah berada di atas 71%. Hal itu menunjukkan bahwa aktivitas produksi semakin bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
Lebih lanjut Menperin menegaskan, pemerintah tetap antisipatif dan menyiapkan berbagai kebijakan strategis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu fokusnya adalah mengembangkan sektor industri manufaktur agar lebih produktif dan inovatif.
“Dalam jangka pendek misalnya, kebijakan untuk memperkuat konsumsi domestik akan dipacu melalui permintaan dari sektor industri dengan mendorong penggunaan produk dalam negeri,” tuturnya.
Sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, sambung Agus, pemerintah melanjutkan transformasi ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan investasi di sektor industri. “Termasuk juga menyiapkan SDM industri yang kompeten,” ucapnya.
Menperin juga menegaskan tekad pemerintah menjadokan Indonesia sebagai pemain kunci di dunia untuk industri hilirisasi berbasis komoditas.
Adapun fokus industri hilirisasi komoditas dibagi menjadi tiga kelompok, yakni industri berbasis agro seperti industri oleokimia, industri berbasis bahan tambang mineral seperti industri smelter mineral dan logam, serta industri berbasis migas dan batu bara seperti proyek coal to methanol.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor industri menjadi penopang utama terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,31% pada 2022.
“Kinerja positif dari industri manufaktur ini sejalan dengan beberapa indikator sepanjang 2022, antara lain Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang sama-sama berada di level ekspansif,” papar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, Senin (6/2/2023).
Di tengah perlambatan ekonomi global, lanjut Agus, utilisasi sektor industri manufaktur rata-rata sudah berada di atas 71%. Hal itu menunjukkan bahwa aktivitas produksi semakin bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
Lebih lanjut Menperin menegaskan, pemerintah tetap antisipatif dan menyiapkan berbagai kebijakan strategis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu fokusnya adalah mengembangkan sektor industri manufaktur agar lebih produktif dan inovatif.
“Dalam jangka pendek misalnya, kebijakan untuk memperkuat konsumsi domestik akan dipacu melalui permintaan dari sektor industri dengan mendorong penggunaan produk dalam negeri,” tuturnya.
Sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, sambung Agus, pemerintah melanjutkan transformasi ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan investasi di sektor industri. “Termasuk juga menyiapkan SDM industri yang kompeten,” ucapnya.
Menperin juga menegaskan tekad pemerintah menjadokan Indonesia sebagai pemain kunci di dunia untuk industri hilirisasi berbasis komoditas.
Adapun fokus industri hilirisasi komoditas dibagi menjadi tiga kelompok, yakni industri berbasis agro seperti industri oleokimia, industri berbasis bahan tambang mineral seperti industri smelter mineral dan logam, serta industri berbasis migas dan batu bara seperti proyek coal to methanol.