Beberkan Modus Pengoplosan Beras Bulog, Buwas: Pelaku Untung Luar Biasa

Jum'at, 10 Februari 2023 - 18:44 WIB
loading...
Beberkan Modus Pengoplosan...
Dirut Buwas mengungkapkan, modus pengoplosan beras Bulog yang membuat pelaku untung luar biasa. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso alias Buwas mengungkapkan, praktik pengoplosan beras impor yang kemudian dijual dengan harga Rp 12.000 per kilogram (kg). Padahal para pelaku membeli dengan harga Rp 8.300 per kg

Dirut Bulog, Buwas menjelaskan, para pelaku membeli beras Bulog dengan harga medium. Lalu mengemas ulang (repackaging) hingga mengoplos menjadi beras premium. Setelahnya pelaku menjual di harga Rp 12.000 per kg.



Praktik kejahatan ini bertujuan memperkaya diri sendiri. Lantaran, keuntungan yang diperoleh dari transaksi beras oplosan sangat tinggi.

"Beli beras Bulog Rp 8.300, diganti bungkus, dijual harga premium Rp 12.000, dapat untung luar biasa, tidak mempertimbangkan masyarakat, hanya cari keuntungan, memanfaatkan operasi beras Bulog yang masif ini untuk cari keuntungan setinggi-tingginya," ungkap Buwas saat konferensi pers di Serang Banten, Jumat (10/2/2023).

Adapun Satgas Pangan Polri berhasil mengamankan 7 pelaku tindak kejahatan pengoplosan beras impor Bulog. Barang bukti yang diamankan berupa 350 ton beras, mesin jahit karung, bukti transfer, nota penjualan, serta buku catatan pengiriman dan distributor.

Buwas memastikan Satgas Pangan akan terus mengusut dan mengembangkan kasus tersebut hingga ke beberapa wilayah di Indonesia. Pasalnya, Bulog sudah melakukan distribusi beras impor ke 12 titik.

"Kejahatan ini cepat atau lambat akan ketahuan Polda atau jajaran Polri, Satgas Pangan, tidak akan diam saja, akan terus dikembangkan di seluruh Indonesia. Saya mendatangkan beras-beras impor ini di 12 titik yang membutuhkan beras ini," ucap dia.



Dia juga memastikan, jika kasus pengoplosan beras ini tidak ditangani, maka harga beras di pasaran tetap mahal. Meski Bulog sudah melaksanakan operasi pasar.

"Kalau tidak diawasi akan hilang sampai masa panen Maret (2023), maka harga akan tetap tinggi, ini akan kita lakukan terus menerus pasti akan ditindaklanjuti oleh kepolisian, pengawasan tidak hanya di Banten. Saya sudah mendengar jajaran kepolisian sudah menjalankan bahkan beras dari Cipinang bisa sampai ke Atambua, ada indikasi beras ini akan diselundupkan ke Timor Leste, dijual dengan harga sangat tinggi," tutur Buwas.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2151 seconds (0.1#10.140)