Moncer, Laba BUMN Diprediksi Nanjak hingga Rp303,7 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir memproyeksikan laba konsolidasi perusahaan pelat merah pada tahun lalu mencapai Rp303,7 triliun. Nilai tersebut naik Rp179 triliun dari laba bersih konsolidasi pada 2021.
Dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi VI DPR RI, Erick menyampaikan bahwa laba konsolidasi BUMN saat ini masih dalam tahapan diaudit.
"Insha Allah nanti kalau diaudit pasti ada kurang lebihnya sekitar Rp303,7 triliun, artinya ada peningkatan yang sangat signifikan sebesar Rp179 triliun," papar Erick, dikutip Senin (13/2/2023).
Dia menerangkan, total laba konsolidasi tersebut sudah termasuk laba nontunai Garuda Indonesia sebesar Rp55,7 triliun. Kinerja moncer BUMN, sambung Erick, juga ditandai dengan meningkatnya aset perusahaan dari Rp8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp9.867 triliun pada 2022, ekuitas dari Rp2.778 triliun pada 2021 menjadi Rp3.150 triliun pada 2022.
Lalu, pendapatan mencapai Rp2.613 triliun pada 2022 dari sebelumnya Rp2.292 triliun. Dia menyebut peningkatan ekuitas tak lepas dari penguatan permodalan, dan bukan dari utang.
Selain itu, kinerja BUMN tahun lalu juga merupakan dampak langsung dari transformasi BUMN yang sudah mencapai 75%. Dia menilai hal tersebut akan menjadi tantangan BUMN untuk dapat meningkatkan kinerja pada tahun ini.
"Apakah bisa meningkat tinggi lagi pada 2023, kita tahu ini tahun politik nanti dipikir sudah tidak serius kerja, padahal memang konsolidasinya sudah mencapai 70%," tutup mantan bos Inter Milan.
Dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi VI DPR RI, Erick menyampaikan bahwa laba konsolidasi BUMN saat ini masih dalam tahapan diaudit.
"Insha Allah nanti kalau diaudit pasti ada kurang lebihnya sekitar Rp303,7 triliun, artinya ada peningkatan yang sangat signifikan sebesar Rp179 triliun," papar Erick, dikutip Senin (13/2/2023).
Dia menerangkan, total laba konsolidasi tersebut sudah termasuk laba nontunai Garuda Indonesia sebesar Rp55,7 triliun. Kinerja moncer BUMN, sambung Erick, juga ditandai dengan meningkatnya aset perusahaan dari Rp8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp9.867 triliun pada 2022, ekuitas dari Rp2.778 triliun pada 2021 menjadi Rp3.150 triliun pada 2022.
Lalu, pendapatan mencapai Rp2.613 triliun pada 2022 dari sebelumnya Rp2.292 triliun. Dia menyebut peningkatan ekuitas tak lepas dari penguatan permodalan, dan bukan dari utang.
Selain itu, kinerja BUMN tahun lalu juga merupakan dampak langsung dari transformasi BUMN yang sudah mencapai 75%. Dia menilai hal tersebut akan menjadi tantangan BUMN untuk dapat meningkatkan kinerja pada tahun ini.
"Apakah bisa meningkat tinggi lagi pada 2023, kita tahu ini tahun politik nanti dipikir sudah tidak serius kerja, padahal memang konsolidasinya sudah mencapai 70%," tutup mantan bos Inter Milan.
(ind)