Perang Rusia Ukraina Rugikan Jerman Rp2,57 Kuadraliun

Selasa, 21 Februari 2023 - 09:14 WIB
loading...
Perang Rusia Ukraina Rugikan Jerman Rp2,57 Kuadraliun
Industri Jerman akan membayar sekitar 40% lebih banyak untuk energi pada tahun 2023 daripada tahun 2021, sebelum krisis yang dipicu oleh perang Rusia Ukraina pada 24 Februari tahun lalu. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Perang Rusia Ukraina akan merugikan ekonomi Jerman sekitar 160 miliar euro atau USD171 miliar yang jika dirupiahkan bisa mencapai Rp2,57 kuadraliun (Kurs Rp15.043/USD). Disebutkan oleh Kepala Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK), angka itu sekitar 4% dari output domestik brutonya dalam penciptaan nilai yang hilang pada akhir tahun.

Kepala DIHK Peter Adrian kepada "Rheinische Post" mengatakan, hal itu berarti PDB per kapita di ekonomi terbesar Eropa akan menjadi 2.000 euro lebih rendah dari yang seharusnya.



Sektor industri seperti diketahui merupakan bagian ekonomi yang lebih tinggi di Jerman daripada di banyak negara lain. Lalu sektor tersebut sebagian besar menyedot intensif energi, yang berarti perusahaan-perusahaan Jerman sangat terpukul oleh lonjakan harga energi, dimana tahun lalu mencapai rekor tertinggi di Eropa.

Industri Jerman akan membayar sekitar 40% lebih banyak untuk energi pada tahun 2023 daripada tahun 2021, sebelum krisis yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu. Hal ini berdasarkan sebuah studi oleh Allianz Trade pada bulan lalu.

"Oleh karena itu, prospek pertumbuhan untuk 2023 dan 2024 juga lebih rendah daripada di banyak negara lain," sambung Adrian menambahkan yang juga terjadi tahun lalu.



Jerman yang selama beberapa dekade mengandalkan gas pipa Rusia dengan harga relatif murah, sekarang merasakan harga energi sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki cadangan gas alam sendiri. Sementara Prancis memiliki tenaga nuklir yang melimpah.

"Harga gas (di Jerman) sekitar tiga sampai lima kali lebih tinggi daripada di Amerika Serikat," katanya sembari menerangkan harga listrik juga empat kali lebih mahal daripada di Prancis.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0951 seconds (0.1#10.140)