Soal Dampak Baterai Kendaraan Listrik, Moeldoko: Tak Perlu Khawatir Jadi Limbah Menakutkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, limbah baterai yang dihasilkan dari penggunaan kendaraan listrik tidak perlu dikhawatirkan. Menurut Moeldoko, limbah dari baterai kendaraan listrik mudah untuk diolah.
Moeldoko mengaku, pemerintah sudah sejak lama memikirkan dampak dari limbah baterai itu. Terutama untuk membangun industri pengolahan dari limbah baterai.
"Pengolahan limbah baterai ini sudah dipikirkan dari jauh, bagaimana tentang limbah baterai, bateri listrik ini tidak seperti baterai biasa, karena kompenennya sangat clear dan tidak banyak menggunakan cairan," kata Moeldoko dalam saat mengunjungi IIMS 2023, Jumat (24/2/2023).
Menurutnya, saat ini sudah ada perusahaan yang mampu untuk mengolah limbah baterai kendaraan listrik. Upaya perusahaan itu mampu untuk mengatasi pencemaran yang diakibatkan oleh zat-zat adiktif yang ada di dalam baterai.
"Jadi tidak usah dikhawatirkan (masalah limbah baterai), dan sekarang ini banyak perusahaan yang mendirikan perusahaan yang khusus menangani recycling ini," kata Moeldoko.
Seperti diketahui, baterai merupakan komponen paling mahal untuk membuat kendaraan listrik. Bahkan disebutkan 40% biaya produksi adalah untuk baterai kendaraan listrik.
Kondisi itu yang menyebabkan kendaraan listrik di Indonesia harganya masih mahal. Sebab baterai tersebut masih belum diproduksi di dalam negeri alias impor.
Makanya pemerintah tengah berupaya untuk menarik industri baterai asing untuk masuk ke dalam negeri. Mengolah sumber daya alam, dan bisa memproduksi baterai untuk menyuplai industri kendaraan listrik ditanah air. Harapannya harga kendaraan listrik di dalam negeri bisa lebih murah dan mampu bersaing dengan harga kendaraan konvensional.
"Untuk baterai, BUMN dan pemerintah sudah menyiapkan IBC (Indonesia Battery Corporation), bekerja sama dengan CATL dan beberapa perusahaan raksasa di dunia, sehingga baterai nanti akan ada di sini (Indonesia)," paparnya.
Moeldoko mengaku, pemerintah sudah sejak lama memikirkan dampak dari limbah baterai itu. Terutama untuk membangun industri pengolahan dari limbah baterai.
"Pengolahan limbah baterai ini sudah dipikirkan dari jauh, bagaimana tentang limbah baterai, bateri listrik ini tidak seperti baterai biasa, karena kompenennya sangat clear dan tidak banyak menggunakan cairan," kata Moeldoko dalam saat mengunjungi IIMS 2023, Jumat (24/2/2023).
Menurutnya, saat ini sudah ada perusahaan yang mampu untuk mengolah limbah baterai kendaraan listrik. Upaya perusahaan itu mampu untuk mengatasi pencemaran yang diakibatkan oleh zat-zat adiktif yang ada di dalam baterai.
"Jadi tidak usah dikhawatirkan (masalah limbah baterai), dan sekarang ini banyak perusahaan yang mendirikan perusahaan yang khusus menangani recycling ini," kata Moeldoko.
Seperti diketahui, baterai merupakan komponen paling mahal untuk membuat kendaraan listrik. Bahkan disebutkan 40% biaya produksi adalah untuk baterai kendaraan listrik.
Kondisi itu yang menyebabkan kendaraan listrik di Indonesia harganya masih mahal. Sebab baterai tersebut masih belum diproduksi di dalam negeri alias impor.
Makanya pemerintah tengah berupaya untuk menarik industri baterai asing untuk masuk ke dalam negeri. Mengolah sumber daya alam, dan bisa memproduksi baterai untuk menyuplai industri kendaraan listrik ditanah air. Harapannya harga kendaraan listrik di dalam negeri bisa lebih murah dan mampu bersaing dengan harga kendaraan konvensional.
"Untuk baterai, BUMN dan pemerintah sudah menyiapkan IBC (Indonesia Battery Corporation), bekerja sama dengan CATL dan beberapa perusahaan raksasa di dunia, sehingga baterai nanti akan ada di sini (Indonesia)," paparnya.