Ekonomi Melemah, Banyak Industri Hentikan Produksi

Selasa, 01 September 2015 - 13:14 WIB
Ekonomi Melemah, Banyak Industri Hentikan Produksi
Ekonomi Melemah, Banyak Industri Hentikan Produksi
A A A
JAKARTA - Faktor perekonomian global dan minimnya belanja modal menjadi salah satu penyebab ekonomi Indonesia melambat yang terjadi saat ini. Kondisi ini pun membuat sektor industri ikut terpukul, bahkan para pelaku industri melakukan efisiesi untuk menjaga operasional.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, sudah banyak industri dalam negeri yang menghentikan produksinya karena ekonomi melemah.

"Semuanya yang berorientasi domestik rata-rata sudah menghentikan produksinya, sehingga mengurangi banyak tenaga kerja di Indonesia," katanya, Selasa (1/9/2015).

Kondisi ini juga membuat masyarakat miskin khawatir akan terjadi krisis seperti pada 1998 atau 2008. Apalagi, saat ini rupiah melemah hingga tembus Rp14.000/USD.

Selain itu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat jatuh di level terendah yakni 4.163,7 pada 24 Agustus.

Melihat kondisi tersebut, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) mempunyai usulan terkait perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini. Menurutnya, investasi harus masuk ke semua kebijakan yang menghambat investasi harus dipangkas dan belanja pemerintah harus cepat dilaksanakan.

"Lembaga keuangan harus diarahkan penyaluran kreditnya untuk sektor produktif. Itu harus diatur, kalau enggak diatur mereka lebih ke sektor konsumtif. Tentunya banyak lagi yang bisa diterapkan kebijakan yang sifatnya mikro menghambat pelaksanaan investasi itu sendiri," jelas HT.

Di sisi lain, pemerintah mengklaim kondisi Indonesia masih jauh dari krisis. Alasannya fundamental perekonomian dalam negeri masih bagus.

"Pokoknya tidak ada yang menyatakan jika saat ini krisis, itu perlu saya tekankan, semua masih dalam kondisi baik dalam pemerintahan dan otoritas lainnya," terang Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro.

Meski demikian, kabinet kerja harus terus bekerja lantaran meski neraca perdagangan surplus namun laju ekspor masih belum bisa digenjot. Per Juli 2015, cadangan devisa turun menjadi USD107,6 miliar.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, saat ini pemerintah sedang meramu paket kebijakan ekonomi baru untuk mengatasi permasalah ekonomi. "Tujuannya satu, untuk memperlancar kegiatan ekonomi, mendorong masuknya valuta asing dari luar, karena kita memerlukan itu sekarang, tidak ada jalan lain," pungkas Darmin.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4065 seconds (0.1#10.140)