Ogah Hanya Jadi Pasar, Menteri Erick Incar Akuisisi Perusahaan Internasional

Jum'at, 17 Juli 2020 - 15:35 WIB
loading...
Ogah Hanya Jadi Pasar, Menteri Erick Incar Akuisisi Perusahaan Internasional
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah membidik perusahaan internasional untuk diakuisisi sebagai upaya membuat BUMN Go Global. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah membidik perusahaan internasional untuk diakuisisi sebagai upaya membuat BUMN Go Global. Hal itu dilakukan juga sebagai bagian dalam memperbaiki rantai pasokan atau supply chain di dalam negeri.

“Kita harapkan bagaimana dengan kita juga melakukan akuisisi beberapa perusahaan yang ada di luar negeri,” ujar Menteri Erick dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/7/2020).

Erick menyebut, selama ini Indonesia hanya menjadi pasar bagi perusahaan asing. Sehingga, melalui kerjasama dan sinergi antar kementerian, BUMN dapat berekspansi secara global.

( )

Kementerian BUMN bersama Kementerian Luar Negeri telah membentuk BUMN Go Global. Kerja sama ini mendukung BUMN untuk pengembangan dan ekspansi di pasar global serta identifikasi bersama peluang investasi.

"BUMN go global salah satunya kita ingin berpartisipasi memperbaiki supply chain yang ada di Indonesia. Bukan suatu program yang istilahnya gaya-gayaan tapi harus benar-benar memperbaiki ekosistem yang kita harapkan untuk bangsa kita," tuturnya.

Lebih lanjut Ia memaparkan, adapun tujuan BUMN melebarkan sayapnya secara internasional agar produk-produk BUMN dapat menjangkau pasar dunia. Terlebih, saat ini produk BUMN sudah diakui di banyak negara, dari industri farmasi hingga pertahanan.

( )

"Satu memang kita coba pasarkan produk BUMN yang pada saat ini diakui banyak negara. Apa itu misalnya hasil produksi vaksin yang dilakukan Biofarma ataupun industri pertahanan sendiri. Kita sudah mendapat pengakuan di beberapa negara Asia Tenggara dengan produk-produk kita,” ungkapnya.

Erick menambahkan, Indonesia memiliki dua keunggulan dimana pasar yang besar dan sumber daya alam yang kaya. Namun, untuk dapat mengoptimalkan kedua hal tersebut dibutuhkan perbaikan dari sisi logistik dan teknilogi. “Logistik dan teknologi masih kekurangan," tutupnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2347 seconds (0.1#10.140)