Inflasi Capai 4,33% di April, Kontribusi Lebaran Tahun Ini Lebih Rendah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari besar keagamaan, seperti Lebaran , selalu menjadi momen yang mendongkrak inflasi . Di momen ini, permintaan akan berbagai kebutuhan, mulai dari pangan hingga jasa mengalami kenaikan sehingga mengerek harga.
"Secara historis, momen hari besar keagamaan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan barang dan jasa, serta perubahan harga di tingkat konsumen," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS ) Margo Yuwono dalam rilis resminya, Selasa (5/2/2023).
BPS mencatat inflasi di April 2023, periode terjadinya Lebaran, sebesar 0,33% secara bulan ke bulan (mtm), atau jika dibandingkan dengan Maret 2023. Di Maret 2023, sambung Margo, terjadi inflasi sebesar 0,18%.
"Tingkat inflasi bulanan April 2023 ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi di bulan Maret 2023," ujar Margo.
Namun, berdasarkan tinjauan khusus BPS, inflasi pada momen Ramadhan dan Lebaran 2023 relatif lebih rendah dibandingkan dengan Lebaran 2022. Ada beberapa faktor yang menyebabkan itu, seperti pasokan yang terjaga.
"Ini dipengaruhi oleh, yang pertama, pasokan komoditas hortikultura yang relatif terjaga, ditopang aktivitas panen sepanjang Maret-April," tambah Margo.
Andil terbesar untuk inflasi April 2023 di antaranya adalah tarif angkutan udara dengan angka 0,06%, tarif angkutan antar-kota 0,03%, emas perhiasan 0,02%, daging ayam ras 0,02%, beras 0,02%, dan rokok kretek filter 0,02%. Di sisi lain, sejumlah bahan pangan juga mengalami penurunan harga atau deflasi, seperti cabai merah dan cabai rawit.
"Selain itu, andil inflasi beberapa komoditas pangan relatif lebih rendah dibandingkan momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya," katanya.
BPS juga melaporkan bahwa 77 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi, dengan catatan inflasi di 32 kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) lebih tinggi dari inflasi nasional.
"Inflasi tertinggi adalah di Kota Jayapura sebesar 1,44% dengan komoditas penyumbang inflasi antara lain tarif angkutan udara, ikan segar, tomat, beras, rokok kretek filter, dan cabai rawit. Sementara itu, deflasi terdalam tercatat di Kota Meulaboh, sebesar 0,70%," tandas Margo.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
"Secara historis, momen hari besar keagamaan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan barang dan jasa, serta perubahan harga di tingkat konsumen," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS ) Margo Yuwono dalam rilis resminya, Selasa (5/2/2023).
BPS mencatat inflasi di April 2023, periode terjadinya Lebaran, sebesar 0,33% secara bulan ke bulan (mtm), atau jika dibandingkan dengan Maret 2023. Di Maret 2023, sambung Margo, terjadi inflasi sebesar 0,18%.
"Tingkat inflasi bulanan April 2023 ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi di bulan Maret 2023," ujar Margo.
Namun, berdasarkan tinjauan khusus BPS, inflasi pada momen Ramadhan dan Lebaran 2023 relatif lebih rendah dibandingkan dengan Lebaran 2022. Ada beberapa faktor yang menyebabkan itu, seperti pasokan yang terjaga.
"Ini dipengaruhi oleh, yang pertama, pasokan komoditas hortikultura yang relatif terjaga, ditopang aktivitas panen sepanjang Maret-April," tambah Margo.
Andil terbesar untuk inflasi April 2023 di antaranya adalah tarif angkutan udara dengan angka 0,06%, tarif angkutan antar-kota 0,03%, emas perhiasan 0,02%, daging ayam ras 0,02%, beras 0,02%, dan rokok kretek filter 0,02%. Di sisi lain, sejumlah bahan pangan juga mengalami penurunan harga atau deflasi, seperti cabai merah dan cabai rawit.
"Selain itu, andil inflasi beberapa komoditas pangan relatif lebih rendah dibandingkan momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya," katanya.
BPS juga melaporkan bahwa 77 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi, dengan catatan inflasi di 32 kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) lebih tinggi dari inflasi nasional.
"Inflasi tertinggi adalah di Kota Jayapura sebesar 1,44% dengan komoditas penyumbang inflasi antara lain tarif angkutan udara, ikan segar, tomat, beras, rokok kretek filter, dan cabai rawit. Sementara itu, deflasi terdalam tercatat di Kota Meulaboh, sebesar 0,70%," tandas Margo.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
(uka)