MRT Dipastikan Ahok Gagal Beroperasi di 2018

Kamis, 24 Maret 2016 - 16:16 WIB
MRT Dipastikan Ahok Gagal Beroperasi di 2018
MRT Dipastikan Ahok Gagal Beroperasi di 2018
A A A
JAKARTA - Proyek Mass Rapid Transit (MRT) dipastikan meleset dari target dan gagal beroperasi pada 2018, akibat adanya beberapa kesalahan dalam pembangunan. Pernyataan ini disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok usai menggelar rapat koordinasi (rakor) di Kantor Kementerian koordinator bidang Perekonomian.

Ahok menerangkan telah terjadi kesalahan dalam pemasangan box grider atau gelagar atau mengalami salah cetak sebanyak 57 buah. Hal tersebut menurutnya membuat penyelesaian proyek MRT untuk DKI Jakarta akan molor dari target yang sebelumnya bakal selesai pada 2018 mendatang.

"Karena ada beberapa komponen yang harus diganti akibat kesalahan yang dilakukan oleh kontraktor dari Jepang. Iya tidak keburu kalau dikejar buat Asian Games (2018)," kata dia di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Dia menambahkan terkait kesalahan tersebut nantinya akan ada sanksi untuk kontraktor yang membangun proyek tersebut. Lanjut dia, hal ini sudah dibicarakan dengan kontraktor yang memegang proyek MRT Jakarta.

"Iya kontraktor akan ada sanksi. Makanya saya marahi direksinya, saya ancam direksinya. Saya kasih perumpamaan seperti ini. Kamu suami istri punya bayi, terus mengangkat baby sitter, baby sitternya bikin anak Anda mati. Terus Anda jawab ke saya, tidak papa. Baby sitternya sudah saya penjarakan. Sudah saya suruh ganti, tapi anakmu sudah mati," ujar Ahok penuh emosi.

Karena itu, dia menegaskan apapun proyeknya harus diawasi seperti bayi, dan menurutnya hal ini tidak main-main dalam memberikan tugas kepada direksi dan komisaris yang bertanggung jawab terhadap proyek tersebut. "Makanya kenapa saya angkat Anda jadi direksi, komisaris, ya untuk pelototin, kalau saya yang pelototin, sini gajinya ke saya," sambungnya.

Kesalahan ini menurutnya sangat disayangkan karena banyaknya box grider yang salah, dijelaskannya hal itu bukan terjadi hanya 1-2 buah namun puluhan akibat pengawasan yang buruk.

"Jangan jawab yang macam-macam. Box girder itu sudah ketahuan ada salah 57. Berarti Anda kan manajer mengawasinya tidak becus. Sampai terlambat. Jangan jawab ke saya sudah saya sanksi. Jadi ngurusin proyek itu seperti bayi. Jangan konsultan kontraktor sudah dipanggil, kamu tidur. Saya sudah bilangin, kalau ini tidak beres, saya akan ganti semua," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3892 seconds (0.1#10.140)