Pandemi Usai, Alfamidi Siapkan Rp1,6 Triliun untuk Bangun Gerai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Emiten jaringan waralaba Alfamidi , PT Midi Utama Indonesia Tbk, memanfaatkan pelonggaran pembatasan pandemi dengan menggenjot pembukaan gerai. Wilayah Indonesia Timur dipilih menjadi tempat ekspansi , menyusul potensi pasar yang signifikan dari para peritel modern.
Alih-alih menggenjot permintaan dari pasar e-commerce, manajemen MIDI mengakui pendapatan gerai fisik masih mendominasi permintaan sejak mobilitas dilonggarkan.
"Sedangkan kontribusi dari online kita masih sedikit sekitar 2%. Tapi kita optimistis tahun ini akan bagus," kata Direktur MIDI Suantopo Po dalam Public Expose, Rabu (17/5/2023).
Porsi pembukaan gerai di wilayah timur akan berkisar 60%, mendominasi dari area Indonesia Barat dan Tengah yang sebesar 40%.
"Potensi pasar sesungguhnya memang besar di Indonesia barat ya tapi secara total pemainnya kecil. Pemain masih berpeluang besar di Indonesia timur," kata General Manager MIDI Heru Sarwono.
Sepanjang 2022, MIDI tercatat membuka 129 gerai baru Alfamidi, 9 gerai Alfamidi Super, 3 gerai Midi Fresh, dan 127 gerai Lawson. Hingga 31 Maret 2023 penambahan gerai masih didominasi Lawson sebanyak 131 gerai, disusul 14 gerai Alfamidi, 4 Alfamidi Super, dan 1 Midi Fresh.
"Lawson ini kan masih berkembang, khususnya di Jawa, Sumatera belum, kita masih berkonsentrasi di Jawa," tandas Heru.
Suantopo melanjutkan, di tahun ini MIDI mengincar pertumbuhan laba dan pendapatan double digit di akhir tahun 2023. Hingga kuartal I 2023, perseroan mengantongi laba Rp117,51 miliar dan pendapatan sebesar Rp4,04 triliun.
“Memang targetnya tidak sebesar pertumbuhan tahun lalu, tapi kami optimistis dengan tahun ini karena pandemi sudah mulai melandai,” jelasnya.
Tahun 2022 lalu, perseroan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan ditopang oleh pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Laba perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 47,91%, sementara pendapatan MIDI tumbuh 15,01%.
Untuk mencapai target kinerja tahun ini, perseroan menyiapkan sejumlah strategi antara lain dengan memperkuat positioning MIDI sebagai perusahaan ritel multi format, yaitu Alfamidi, Alfamidi Super, Midi Fresh, dan Lawson.
Selain itu, perseroan juga mengoptimalkan layanan belanja online melalui aplikasi Midi Kriing dan juga melalui saluran lainnya. Juga meningkatkan standar dan kualitas pelayanan kepada konsumen.
“Kami juga menyediakan produk yang lebih lengkap untuk memaksimalkan area penjualan dan optimalisasi margin dengan harga yang kompetitif,” imbuh Suantopo.
Di sisi lain, perseroan juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,6 triliun untuk penambahan gerai. Secara rinci, sebesar Rp1 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan gerai Alfamidi, serta Rp600 miliar lainnya akan dialokasikan untuk gerai Lawson.
Alih-alih menggenjot permintaan dari pasar e-commerce, manajemen MIDI mengakui pendapatan gerai fisik masih mendominasi permintaan sejak mobilitas dilonggarkan.
"Sedangkan kontribusi dari online kita masih sedikit sekitar 2%. Tapi kita optimistis tahun ini akan bagus," kata Direktur MIDI Suantopo Po dalam Public Expose, Rabu (17/5/2023).
Porsi pembukaan gerai di wilayah timur akan berkisar 60%, mendominasi dari area Indonesia Barat dan Tengah yang sebesar 40%.
"Potensi pasar sesungguhnya memang besar di Indonesia barat ya tapi secara total pemainnya kecil. Pemain masih berpeluang besar di Indonesia timur," kata General Manager MIDI Heru Sarwono.
Sepanjang 2022, MIDI tercatat membuka 129 gerai baru Alfamidi, 9 gerai Alfamidi Super, 3 gerai Midi Fresh, dan 127 gerai Lawson. Hingga 31 Maret 2023 penambahan gerai masih didominasi Lawson sebanyak 131 gerai, disusul 14 gerai Alfamidi, 4 Alfamidi Super, dan 1 Midi Fresh.
"Lawson ini kan masih berkembang, khususnya di Jawa, Sumatera belum, kita masih berkonsentrasi di Jawa," tandas Heru.
Suantopo melanjutkan, di tahun ini MIDI mengincar pertumbuhan laba dan pendapatan double digit di akhir tahun 2023. Hingga kuartal I 2023, perseroan mengantongi laba Rp117,51 miliar dan pendapatan sebesar Rp4,04 triliun.
“Memang targetnya tidak sebesar pertumbuhan tahun lalu, tapi kami optimistis dengan tahun ini karena pandemi sudah mulai melandai,” jelasnya.
Tahun 2022 lalu, perseroan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan ditopang oleh pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Laba perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 47,91%, sementara pendapatan MIDI tumbuh 15,01%.
Untuk mencapai target kinerja tahun ini, perseroan menyiapkan sejumlah strategi antara lain dengan memperkuat positioning MIDI sebagai perusahaan ritel multi format, yaitu Alfamidi, Alfamidi Super, Midi Fresh, dan Lawson.
Selain itu, perseroan juga mengoptimalkan layanan belanja online melalui aplikasi Midi Kriing dan juga melalui saluran lainnya. Juga meningkatkan standar dan kualitas pelayanan kepada konsumen.
“Kami juga menyediakan produk yang lebih lengkap untuk memaksimalkan area penjualan dan optimalisasi margin dengan harga yang kompetitif,” imbuh Suantopo.
Di sisi lain, perseroan juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,6 triliun untuk penambahan gerai. Secara rinci, sebesar Rp1 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan gerai Alfamidi, serta Rp600 miliar lainnya akan dialokasikan untuk gerai Lawson.
(uka)