Menteri Teten: UMKM Mayoritas Kuliner, Kalau Enggak Keripik, Seblak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menyampaikan kegelisahannya kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air. Menurutnya saat ini rata-rata pelaku UMKM mayoritas berjualan kuliner sehingga sulit untuk naik kelas.
"UMKM ini mayoritas kuliner kalau enggak keripik, seblak, dodol, wajik. Itu-itu aja, atau paling tinggi batik atau akik, tukang batu ali dan lain sebagainya di situ aja paling tinggi kerajinan," ucap Teten di Kantor KemenkopUKM, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Teten mengatakan selama puluhan tahun UMKM di Indonesia tidak terurus sehingga hanya bisa menghasilkan produk-produk yang bersifat tersier.
"Nah ini kan nggak diurus UMKM kita. Dari puluhan tahun ngurus keripik aja, batik paling tinggi. Kerajinan seperti itu jadi kita mengalami stagnasi," kata Teten.
Padahal menurut Teten, Indonesia memiliki sumber daya yang cukup besar untuk dikembangkan. Di antaranya, sektor kelautan dan hasil perkebunan.
"Sektor kelautan yang sampai sekarang belum diberdayakan luar biasa. Padahal di sektor kelautan itu selain kita memiliki varietas ikan yang punya nilai ekonomi cukup tinggi, termasuk juga rumput laut, permintaan dunianya besar sekali. Ini tidak terlalu digarap," ujarnya.
Sementara di sektor pengolahan hasil perkebunan, dia menuturkan, bahwa Indonesia menguasai 50 juta ton crude palm oil (CPO) dunia. Tapi saat ini pelaku usaha di sektor tersebut hanya bisa menjual minyak goreng saja.
"Paling tinggi kita jualan minyak goreng, padahal Unilever pengguna paling besar CPO bisa melahirkan puluhan bahkan ratusan produknya berbasis CPO," terangnya.
Dia menambahkan, Indonesia juga merupakan penghasil minyak hapsiri terbesar di dunia dari mulai minyak nilam, minyak serai, hingga minyak cengkeh dan minyak wangi.
"UMKM ini mayoritas kuliner kalau enggak keripik, seblak, dodol, wajik. Itu-itu aja, atau paling tinggi batik atau akik, tukang batu ali dan lain sebagainya di situ aja paling tinggi kerajinan," ucap Teten di Kantor KemenkopUKM, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Teten mengatakan selama puluhan tahun UMKM di Indonesia tidak terurus sehingga hanya bisa menghasilkan produk-produk yang bersifat tersier.
"Nah ini kan nggak diurus UMKM kita. Dari puluhan tahun ngurus keripik aja, batik paling tinggi. Kerajinan seperti itu jadi kita mengalami stagnasi," kata Teten.
Padahal menurut Teten, Indonesia memiliki sumber daya yang cukup besar untuk dikembangkan. Di antaranya, sektor kelautan dan hasil perkebunan.
"Sektor kelautan yang sampai sekarang belum diberdayakan luar biasa. Padahal di sektor kelautan itu selain kita memiliki varietas ikan yang punya nilai ekonomi cukup tinggi, termasuk juga rumput laut, permintaan dunianya besar sekali. Ini tidak terlalu digarap," ujarnya.
Sementara di sektor pengolahan hasil perkebunan, dia menuturkan, bahwa Indonesia menguasai 50 juta ton crude palm oil (CPO) dunia. Tapi saat ini pelaku usaha di sektor tersebut hanya bisa menjual minyak goreng saja.
"Paling tinggi kita jualan minyak goreng, padahal Unilever pengguna paling besar CPO bisa melahirkan puluhan bahkan ratusan produknya berbasis CPO," terangnya.
Dia menambahkan, Indonesia juga merupakan penghasil minyak hapsiri terbesar di dunia dari mulai minyak nilam, minyak serai, hingga minyak cengkeh dan minyak wangi.