Sandiaga Uno Terus Pacu Sineas Lokal Masuk Industri Perfilman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setelah Yogyakarta dan Bandung, Surabaya kemudian terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan Workshop “Menuju Industri Perfilman” yang dilangsungkan pada 12 hingga 14 Mei lalu. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan workshop ini merupakan salah satu program Festival Film Bulanan yang bertujuan untuk memfasilitasi dan mengarahkan sineas lokal agar masuk industri perfilman .
“Workshop ini memang dirancang untuk memacu sineas lokal supaya melek industri. Melalui kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing sehingga nantinya karya-karya mereka bisa menghasilkan nilai ekonomi,” ujar Sandiaga Uno, dalam keterangannya dikutip Sabtu (27/5/2023).
Workshop yang berlangsung selama 3 hari ini diikuti oleh 20 peserta yang telah berpartisipasi di Festival Film Bulanan Lokus 3 (DKI Jakarta dan Jawa Timur). Peserta terdiri dari produser, sutradara/asisten sutradara dan penulis naskah yang mewakili berbagai komunitas film asal Jakarta, Surabaya, Malang, Jember, Kediri, Mojokerto, Sidoarjo, Trenggalek, dan Ponorogo.
Selain dikenalkan dengan dunia industri perfilman, para peserta workshop juga diberi pelatihan cara menyusun proposal film, mendistribusikan film, merancang film yang bisa dipasarkan, budgeting, sampai proses pitching.
Di hari ketiga, setiap peserta diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor. Bagi peserta yang proposalnya terpilih, akan mendapat pendanaan dan pendampingan produksi dari FlipFlop TV, hingga penayangan secara eksklusif.
Salah satu peserta, Rehal Supuntari dari Studio Cerita Mojokerto, terlihat antusias mengikuti jalannya workshop. Menurutnya, jika tahun lalu hanya sebuah festival yang menghargai suatu karya dalam bentuk apresiasi saja, di tahun ini mengubah konsep secara total karena ada workshop ada Sinema Keliling.
"Di workshop ini sendiri, kita diajari berbagai macam, mulai dari produksi, soal produserial, directing, distribusi, dan diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor,” tutur Rehal.
Sementara itu, Moh. Fahrial Amrullah, konsultan kekayaan intelektual, yang baru pertama kali bersinergi dengan kegiatan ini mengatakan, “Acara ini menurut saya menarik ya, antusiasme dari pesertanya, interaksinya juga bagus, dari pertanyaan-pertanyaan mereka sepertinya ingin mendalami intellectual property,” ucap Fahrial.
Mohammad Amin selaku Direktur Musik, Film dan Animasi, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berharap kegiatan Workshop Festival Film Bulanan menjadi semacam terapi pada titik akupuntur yang tepat, sehingga bisa memberikan efek berantai yang positif, menyehatkan, dan memperkuat ekosistem perfilman di daerah yang mandiri dan sejahtera.
“Harapan selanjutnya, dapat menebalkan rasa percaya diri sineas daerah untuk memproduksi film secara berkelanjutan, berkolaborasi, berjejaring, bersaing, dan mengukir prestasi pada level yang lebih tinggi,” tutup Mohammad Amin.
Baca Juga
“Workshop ini memang dirancang untuk memacu sineas lokal supaya melek industri. Melalui kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing sehingga nantinya karya-karya mereka bisa menghasilkan nilai ekonomi,” ujar Sandiaga Uno, dalam keterangannya dikutip Sabtu (27/5/2023).
Workshop yang berlangsung selama 3 hari ini diikuti oleh 20 peserta yang telah berpartisipasi di Festival Film Bulanan Lokus 3 (DKI Jakarta dan Jawa Timur). Peserta terdiri dari produser, sutradara/asisten sutradara dan penulis naskah yang mewakili berbagai komunitas film asal Jakarta, Surabaya, Malang, Jember, Kediri, Mojokerto, Sidoarjo, Trenggalek, dan Ponorogo.
Selain dikenalkan dengan dunia industri perfilman, para peserta workshop juga diberi pelatihan cara menyusun proposal film, mendistribusikan film, merancang film yang bisa dipasarkan, budgeting, sampai proses pitching.
Di hari ketiga, setiap peserta diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor. Bagi peserta yang proposalnya terpilih, akan mendapat pendanaan dan pendampingan produksi dari FlipFlop TV, hingga penayangan secara eksklusif.
Salah satu peserta, Rehal Supuntari dari Studio Cerita Mojokerto, terlihat antusias mengikuti jalannya workshop. Menurutnya, jika tahun lalu hanya sebuah festival yang menghargai suatu karya dalam bentuk apresiasi saja, di tahun ini mengubah konsep secara total karena ada workshop ada Sinema Keliling.
"Di workshop ini sendiri, kita diajari berbagai macam, mulai dari produksi, soal produserial, directing, distribusi, dan diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor,” tutur Rehal.
Sementara itu, Moh. Fahrial Amrullah, konsultan kekayaan intelektual, yang baru pertama kali bersinergi dengan kegiatan ini mengatakan, “Acara ini menurut saya menarik ya, antusiasme dari pesertanya, interaksinya juga bagus, dari pertanyaan-pertanyaan mereka sepertinya ingin mendalami intellectual property,” ucap Fahrial.
Mohammad Amin selaku Direktur Musik, Film dan Animasi, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berharap kegiatan Workshop Festival Film Bulanan menjadi semacam terapi pada titik akupuntur yang tepat, sehingga bisa memberikan efek berantai yang positif, menyehatkan, dan memperkuat ekosistem perfilman di daerah yang mandiri dan sejahtera.
“Harapan selanjutnya, dapat menebalkan rasa percaya diri sineas daerah untuk memproduksi film secara berkelanjutan, berkolaborasi, berjejaring, bersaing, dan mengukir prestasi pada level yang lebih tinggi,” tutup Mohammad Amin.
(uka)