Dorong Investasi Sektor Hulu, SKK Migas Patok Target Rp233 Triliun

Kamis, 13 Juli 2023 - 17:25 WIB
loading...
Dorong Investasi Sektor Hulu, SKK Migas Patok Target Rp233 Triliun
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mendorong peningkatan investasi di sektor hulu. Salah satunya melalui The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2023 (ICIOG 2023) yang akan berlangsung pada 20-22 September 2023 di Nusa Dua, Bali.

"ICIOG 2023 adalah puncak kolaborasi bagiseluruh pemangku kepentingan industri hulu migas untuk meningkatkan kerja sama dalam menciptakan iklim investasi dan kreativitas yang mendukung pemanfaatan potensi migasIndonesia secara maksimal," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta Kamis (13/7/2023).

Catatan SKK Migas, pada 2020, realisasi investasi sebesar USD10,5 miliar, kemudian pada tahun 2021 naik menjadi USD11 miliar, tahun 2022 menjadi USD12,1 miliar, dan pada tahun 2023 ini ditargetkan akan tembus di angka USD15,54 miliar atau sekitar Rp233,1 triliun (kurs Rp15.000 per USD).



"Tahun ini, investasi di sektor hulu migasditargetkan mencapai USD15,54 miliar atau naik 26% dibandingkan pencapaian investasi tahun lalu. Jika dibandingkan rencana peningkatan investasi hulu migas global yang naik 6,5% maka menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi Indonesia melampaui rata-rata global," kata Dwi.

Menurut dia, upaya untuk menjaring investasi hulu yang migas yang masif berangkat dari kesadaran bahwa sektor ini masih memegang peran strategis dalam menunjang ketahanan energi nasional. Meski Indonesia sedang dalam masa transisi energi menuju pencapaian Net Zero Emission (NZE) di 2060, migas tetap dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi. Konsumsi migas bahkan diperkirakan naik seiring peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

"ICIOG 2023 ini menjadi ajang pertemuan regulator, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan untuk membahas isu-isu krusial di industri hulu migas serta menentukan langkah-langkah konkret yang harus diambil guna menjawab tantangan yang ada," tegas Dwi.



Menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan migas akan terus meningkat hingga 2050. Kebutuhan minyak bumi diproyeksikan naik sebesar 139% dan gas alam naik sebesar 298%. Meskipun persentase porsi migas dalam bauran energi turun, kebutuhan migas secara volume diperkirakan tetap meningkat.

Untuk itu,lanjut dia, produksi migas harus ditingkatkan agar ketahanan energi nasional tetap terjaga. “Berdasarkan tren transisi energi, pertumbuhan penggunaangas akan lebih tinggi dibanding minyak karena gas relatif bersih dan bisa diterima dalam era transisi energi,” kata Dwi.

Peningkatan produksi migas dari lapangan yang sudah adaperlu dibarengi pula dengan peningkatan kegiatan eksplorasi yang masif. Langkah ini diperlukan agar produksi migas terjaga dan berkelanjutan seiring adanya penurunan produksi secara alamiah dari lapangan-lapangan tua.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2247 seconds (0.1#10.140)