Danone Dorong Ekonomi Masyarakat Peduli Mangrove di Sulut

Minggu, 20 November 2016 - 06:40 WIB
Danone Dorong Ekonomi Masyarakat Peduli Mangrove di Sulut
Danone Dorong Ekonomi Masyarakat Peduli Mangrove di Sulut
A A A
JAKARTA - Danone Indonesia menunjukkan kepeduliannya dalam kegiatan corporate social responsibility (CSR) melalui konservasi tanaman mangrove di Bahowo, Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken, Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Menariknya melalui kelestarian mangrove, perusahaan juga mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

"Danone Group memiliki kepedulian terhadap kegiatan CSR, seperti konservasi mangrove di Kawasan Bahowo ini," ujar Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin, dalam rangkaian Jelazah Gizi 2016 yang diselenggarakan PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada) di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (19/11/2016).

Arif berharap masyarakat bisa mengelola ekosistem secara mandiri. Ini penting untuk keberlangsungan ekosistem dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Koordinator Program Mangrove Park Bahowo, Rio Puasa mengatakan, tanaman mangrove tidak hanya menjadi benteng terakhir masyarakat di sana dari ancaman terjangan ombak besar, kawasan bernama Bahowo Park ini juga jadi proyek penanaman pohon mangrove sekaligus pemberdayaan masyarakat.

mangrove
Dia menuturkan, penanaman tanaman mangrove di Taman Bahowo ini sudah dilakukan sejak Maret 2016. Salah satunya dukungan dari Aqua (Grup Danone) dengan memberikan bibit mangrove dan pendampingan.

"Awalnya tanaman mangrove ini kami tanam untuk penghijauan saja, tetapi kemudian kami mulai melakukan pembibitan dan penjualan. Hasil penjualan ini sangat membantu pendapatan warga sekitar," ujar Rio.

Program ini melibatkan konsorsium wisata bahari dan LSM serta dukungan dari pemerintah provinsi. Edukasi tentang pentingnya konservasi mangrove juga ditanamkan kepada siswa-siswi SD di wilayah sekitar sebagai generasi penerus di masa mendatang.

mangrove
Novanti, ketua kelompok Tunas Baru Bahowo park mengakui tanaman ini sangat berguna untuk menahan ombak dan itu sudah terbukti. Masyarakat juga bisa menghasilkan nilai ekonomi melalui penjualan bibit-bibit mangrove yang mereka semai.

Hasil penjualan bibit ini sangat membantu penghasilan warga setempat. "Terbaru, kami mendapatkan pemesanan bibit mangrove yang sudah kami semai dari Dinas Pertanian Sulawesi Utara. Kami menjual satu bibit mangrove seharga Rp1.500," ujarnya.

"Kami berharap pihak lain juga dapat membantu melestarikan mangrove yang ada, seperti yang dilakukan Danone Aqua. Karena hutan mangrove sangatlah penting," tandasnya.

Sebagai informasi, Jelajah Gizi 2016 di Minahasa dan Manado adalah program keempat kalinya yang dilakukan oleh Sarihusada. Sebelumnya, Sarihusada telah melaksanakan kegiatan di Gunung Kidul (2012), Kepulauan Seribu (2013), dan Bali (2015).
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6285 seconds (0.1#10.140)