Kebal dari Tech Winter, Indonesia Dominasi Total Pendanaan Fintech di ASEAN

Kamis, 27 Juli 2023 - 23:40 WIB
loading...
Kebal dari Tech Winter, Indonesia Dominasi Total Pendanaan Fintech di ASEAN
Fintech Indonesia dinilai tak terlalu terdampak tech winter. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Semakin masifnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, tak lepas dari perkembangan fintech yang terjadi beberapa tahun terakhir. Dalam ringkasan Laporan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) AMS 2022/2023 diketahui bahwa sampai dengan Q3 tahun 2022, industri fintech di Indonesia mendominasi hingga sekitar 33% dari total pendanaan perusahaan fintech di Asia Tenggara, terbesar kedua setelah Singapura yang mendapatkan 43% total pendanaan.



Lebih lanjut, pertumbuhan industri fintech Indonesia masih memiliki potensi yang tinggi dalam meningkatkan inklusi keuangan. Laporan World Bank menyebutkan bahwa hingga saat ini terdapat 97,74 juta penduduk dewasa di Indonesia yang masih termasuk kategori belum memiliki akses ke layanan keuangan perbankan.

Direktur Katadata Insight Center (KIC) Adek Media Roza menjelaskan, meskipun dilanda fenomena tech winter, investasi sektor fintech di Indonesia masih menunjukkan performa yang cukup baik didukung oleh cara pandang positif pelaku fintech. Menurut Adek, beberapa pelaku fintech menyatakan bahwa fenomena tech winter justru dilihat sebagai momentum untuk terus berinovasi.

“Sebanyak 76% pelaku fintech setuju bahwa peraturan pemerintah saat ini kondusif mendukung inovasi, meski relaksasi atau kelonggaran dalam regulasi dan pemberian insentif tertentu masih tetap menjadi harapan,” kata Adek dalam acara Peluncuran AFTECH AMS 2022/2023 di JIExpo Jakarta, Kamis (27/7/2023)

Laporan AFTECH AMS 2022/2023 menggambarkan bahwa kerangka peraturan dari pemerintah dan regulator yang ada saat dinilai pelaku fintech menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi dan investasi sehingga mendukung keberlangsungan perkembangan industri fintech di Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, tech winter yang melanda dunia dampaknya tidak terlalu dirasakan oleh industri fintech di Indonesia. Ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan berkelanjutan.

“OJK berharap tren pertumbuhan fintech Indonesia tetap positif dalam jangka panjang. Apa yang dikenal tech winter di dunia internasional tampaknya dan seharusnya tidak terjadi di Indonesia,” ujar Mahendra.

Lebih lanjut Mahendra mengungkapkan, agar pertumbuhan fintech berjalan baik maka harus disertai penerapan good governance, risk and compliance, transparansi, mekanisme audit yang kredibel dan akuntabilitas sebagai perilaku kunci bisnis fintech.

“Inovasi dan solusi yang ditawarkan fintech sangat diperlukan Indonesia yang punya pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan, demografi yang besar dan stabilitas politik yang baik serta pembangunan sosial serta kesejahteraan yang cepat. AFTECH harus berperan besar untuk memperkuat industri fintech di Indonesia,” lanjut Mahendra.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, ada tiga peran penting AFTECH untuk mendorong digitalisasi sistem keuangan nasional. Pertama, partisipasi AFTECH bersama seluruh industri fintech untuk bersama Bank Indonesia melanjutkan implementasi perluasan akseptasi QRIS, termasuk QRIS antarnegara serta akseptasi layanan BI Fast.

Kedua, AFTECH punya peranan penting dalam peningkatan literasi digital dan edukasi kepada masyarakat. "Ketiga, dukungan AFTECH dalam pengembangan ekonomi keuangan digital yang dilakukan Bank Indonesia, pemerintah pusat dan daerah termasuk digitalisasi UKM dan elektronifikasi bansos serta moda transportasi daerah,” kata Perry.

Perry optimistis bahwa AFTECH dapat menjalankan dan meningkatkan peran penting ini sebagai penggerak dan berkontribusi dalam transformasi digital nasional untuk kemajuan negara dan terus berkontribusi membangun negeri demi Indonesia maju.

Ketua Umum AFTECH Pandu Sjahrir mengatakan, di tengah lingkungan bisnis yang diwarnai oleh resesi global, industry fintech berperan penting dalam merespons tantangan-tantangan yang ada. Dalam konteks ini, kata Pandu, fintech menjadi solusi kunci untuk perusahaan dalam menjaga efisiensi dan efektivitas di tengah tekanan ekonomi.



“Industri fintech berkembang ke arah yang positif guna mendorong inklusi finansial mencapai target 90% pada 2024 dan memperkuat ekosistemm digital nasional. Kita yakin bahwa industri fintech Indonesia mantap melangkah ke arah keberlanjutan inklusi,” ujar Pandu.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0811 seconds (0.1#10.140)