Pemerintah Sebut Investasi Terpusat di Jawa Tak Sehat

Selasa, 31 Januari 2017 - 11:11 WIB
Pemerintah Sebut Investasi Terpusat di Jawa Tak Sehat
Pemerintah Sebut Investasi Terpusat di Jawa Tak Sehat
A A A
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menilai, investasi yang hanya berpusat di Jawa (Jawa centris) sangat tidak sehat. Karena itu, pemerintahan Jokowi pun berputar haluan dengan mendorong investasi di seluruh wilayah Indonesia.

(Baca: Infrastruktur Jadi Tonggak Perekonomian Indonesia)

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengungkapkan potensi Indonesia sangat besar dari berbagai sektor. Bahkan, kekayaan alam yang ada di Tanah Air sangat dikagumi dunia.

"Namun, hal ini belum kita optimalkan potensi yang ada itu," katanya dalam acara Seminar Indonesia Economic Outlook yang digelar Koran SINDO dan SINDOnews.com di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (31/1/2017).

Tidak termanfaatkannya potensi yang ada di Indonesia dapat dilihat dari distribusi penduduk yang hanya terpusat di Jawa. Pasalnya, terpusatnya penduduk di Jawa membuat kondisi lingkungan di daerah tersebut akan terus menurun.

(Baca: Indonesia Economic Outlook 2017 Mengusung Tema Optimisme)

Jika semua penduduk terpusat di Jawa, maka semua investasi akan dipusatkan di wilayah tersebut. Sementara wilayah lainnya tidak terjamah.

"Distribusi penduduk Indonesia 57,5% tinggal di Jawa dan ini tidak menguntungkan untuk Jawa sendiri, karena kondisi lingkungannya akan terus turun, dan juga bagi persaingan Indonesia dengan negara lainnya. Itu tidak sehat untuk masa depan," imbuhnya.

Menurut dia, gap antara wilayah Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur juga begitu luas. Hal ini menyebabkan biaya logistik menjadi sangat mahal. Infrastruktur yang dibangun pemerintah di daerah-daerah di Indonesia selama ini belum mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

"Kalau kita hanya lihat dari infrastruktur maka peringkat kita naik cukup signifikan. Tapi kalau lihat global competitive index nampaknya kita turun. Ini kritik buat kita, bahwa infrastruktur yang kita bangun belum langsung bisa merespons pertumbuhan ekonomi. Sehingga, menggiring kami untuk berpikir lebih keras lagi," terang Arie.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5801 seconds (0.1#10.140)