Pertamina Kembangkan Teknologi DDF, Biaya Diesel Kapal Bisa Hemat 30%

Kamis, 30 Juli 2020 - 12:15 WIB
loading...
Pertamina Kembangkan...
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha, menjalin sinergi dengan PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) dalam Proyek Konversi Bahan Bakar Kapal menggunakan Liquefied Natural Gas (LNG) melalui penerapan teknologi Diesel Dual Fuel (DDF).

PTK adalah salah satu penyedia kapal yang dioperasikan PHM di WK Mahakam, sedangkan Pertagas berpengalaman dalam pengisian maupun transportasi darat LNG ISO Tank. Kolaborasi itu diformalkan dalam bentuk Penandatanganan Nota Kesepahaman Penandatanganan Nota Kesepahaman pertama. (Baca juga: Pertamina Sebut Akhir Juli BBM Satu Harga Bertambah Lima Titik )

Pth Direktur Utama PHM, Danar Dojoadhi, mengatakan PHM berbangga karena merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pertama yang mengembangkan teknologi DDF dalam sarana logistik lepas pantai. Bila berhasil, lanjutnya, penerapan teknologi ini akan mengurangi biaya diesel kapal dalam kegiatan operasi hingga 30%.

“Saya meyakini inisiatif ini bisa berkontribusi dalam peningkatan efisiensi operasi di WK Mahakam, selain juga memanfaatkan sumber energi yang lebih bersih,” ungkap Danar di Jakarta, Kamis (30/7/2020).

Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim, menyampaikan inisiatif ini merupakan perwujudan sebuah inovasi yang memiliki value creation sangat signifikan, terutama sebagai wujud sinergi antar anak perusahaan PT Pertamina (Persero). “Kerja sama ini merupakan milestone penting dalam sinergi unit usaha Pertamina dalam bidang logistik,” katanya. (Baca juga: Ini Dua Ruas Jalan Tol yang Siap Dioperasikan Pemerintah )

Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Mulyono, memberikan apresiasi kepada PHM, PTK dan Pertagas yang telah mendukung program Pemerintah dalam mengurangi impor bahan bakar kapal HSD sehingga akan berkontribusi dalam penghematan devisa negara.

“Saya mendorong agar pilot project ini dapat terus ditingkatkan dengan maksimal, sehingga nantinya seluruh kapal yang beroperasi di WK Mahakam dapat menggunakan bahan bakar LNG yang ramah lingkungan,” katanya.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, Arief S. Handoko, menyambut baik kolaborasi antar anak usaha PT Pertamina (Persero) ini. Dia berkata penggunaan LNG untuk bahan bakar kapal ini sangat baik, apalagi Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup banyak dan akan mengurangi impor HSD.

“Dalam konteks perubahan iklim, SKK Migas juga mendorong perubahan dari penggunaan minyak ke gas yang adalah clean energy,” katanya.

Langkah konversi dari diesel ke gas ini terangkum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 128 K/70/MEM/2020 tentang Gugus Tugas Ketahanan dan Pemanfaatan Energi yang di antaranya memandatkan penyusunan langkah-langkah untuk mengkonversi penggunaan bahan bakar diesel ke gas alam. (Baca juga: Butuh Skill untuk Kontrol Gas dan Reman saat Pacu Motor )

Teknologi DDF menggabungkan penggunaan HSD dan LNG sebagai bahan bakar kapal. Dalam proyek ini PTK akan memodifikasi mesin pada AHTS Trans Moloco sebagai prototipe teknologi DDF yang diharapkan mulai dioperasikan pada Agustus 2021.

Bila proyek ini berhasil, maka akan dikembangkan ke fase industri pada kapal-kapal lainnya yang dioperasikan di WK Mahakam. Di industri perkapalan, penggunaan LNG sebagai bahan bakar kapal sendiri sudah terbukti.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1606 seconds (0.1#10.140)