Kurs Rupiah Merayap Naik, Hari Ini Sentuh Level Rp15.316/USD

Selasa, 22 Agustus 2023 - 16:29 WIB
loading...
Kurs Rupiah Merayap...
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) akhirnya ditutup menguat pada perdagangan Rabu (16/8/2023). Kurs rupiah terpantau naik 8 poin di level Rp15.316 per USD. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) akhirnya ditutup menguat pada perdagangan Rabu (16/8/2023). Kurs rupiah terpantau naik 8 poin di level Rp15.316 per USD dari penutupan sebelumnya Rp15.325.



Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah imbas pidato Powell di Jackson Hole dipandang penting Ketahanan indeks Nasdaq Composite yang berbasis teknologi semalam dalam menghadapi lonjakan imbal hasil obligasi 10-tahun ke level tertinggi baru dalam beberapa tahun telah memberikan dorongan untuk sentimen risiko pada hari Selasa, sehingga merugikan dolar safe-haven.

“Namun, kerugiannya kecil karena para pedagang menunggu pidato penting dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Simposium Jackson Hole akhir pekan ini,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (22/8/2023).



Pasar akan fokus pada apakah pimpinan The Fed percaya bahwa pengetatan kebijakan lebih lanjut akan diperlukan untuk menurunkan inflasi atau apakah sudah ada kemajuan yang cukup untuk mempertahankan suku bunga.

Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde juga dijadwalkan untuk berbicara di Jackson Hole pada hari Jumat, dan komentarnya akan diuraikan dengan cermat untuk mendapatkan petunjuk mengenai langkah bank sentral selanjutnya pada bulan September.

Inflasi di zona euro sudah mulai menurun tetapi masih jauh di atas target bank sentral sebesar 2%, sementara perekonomian di kawasan ini secara umum mengalami stagnasi selama tiga kuartal terakhir, yang menunjukkan pertumbuhan PDB yang hampir tidak positif pada tahun 2023.

Pinjaman bersih sektor publik negara ini naik 3,48 miliar pounds pada bulan Juli, jauh di bawah ÂŁ17,11 miliar pada bulan sebelumnya dan perkiraan ÂŁ17,03 miliar. Bank-bank besar milik negara China, karena pemerintah berusaha membendung pelemahan yuan lebih lanjut.

Gagasan ini membuat PBOC memangkas suku bunga pinjamannya dengan margin yang lebih kecil dari perkiraan pada hari Senin, dengan bank ingin menjaga keseimbangan antara memberikan lebih banyak stimulus moneter. Tetapi kurangnya stimulus moneter menimbulkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi yang melambat di China, yang pada gilirannya semakin merusak sentimen terhadap pasar China.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1318 seconds (0.1#10.140)