Ganjar Pranowo: Ekonomi Hijau Jadi Kekuatan Masa Depan Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengungkapkan poin penting dalam mewujudkan transformasi ekonomi hijau yang sedang didorong Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut dijelaskan Ganjar dalam acara pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru Universitas Pancasila (UP) Tahun Ajaran 2023/2024 di Gedung Serba Guna UP, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Senin (28/8/2023).
"Dunia kampus perlu memasukan kurikulum pembangunan berkelanjutan di semua jurusan, agar sesuai dengan tujuan untuk melakukan transformasi ekonomi hijau," kata Ganjar.
Dia mengatakan poin tersebut penting terutama dalam menerapkan kurikulum pembangunan berkelanjutan di semua jurusan universitas. Sehingga, percepatan yang telah dikerjakan pemerintah dapat dilanjutkan generasi mendatang.
Ganjar menjelaskan, ekonomi hijau menjadi kekuatan perekonomian Indonesia di masa depan. Terlebih Indonesia punya sumber daya seperti hutan, sungai, biogas, hingga tenaga surya untuk menghasilkan energi bersih dan ramah lingkungan.
"Maka hari ini banyak orang gelisah karena cerita polusi di mana-mana dan kemudian orang mulai berpikir, bagaimana ekonomi hijau, bagaimana ekonomi sirkular," kata Ganjar.
Dalam mewujudkan transformasi ekonomi hijau, Ganjar menyebutkan pemanfaatan teknologi sudah harus mulai dikuasai anak-anak muda dengan kemampuan adaptasi dan upgrading pengetahuan baru.
Maka dari itu, kurikulum pembangunan berkelanjutan diperlukan agar anak-anak muda memiliki kecakapan skill dan keilmuan untuk melanjutkan pekerjaan besar setiap pemimpin bangsa, termasuk transformasi ekonomi hijau.
"Kampus harus bisa memasukan kurikulum siber dan komputasi kuantum di semua jurusan agar semua mahasiswa makin paham bagaimana melakukan inovasi sektoral dengan mengadopsi lompatan teknologi," jelas Ganjar.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi sangat mendukung rencana transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi hijau. Pasalnya Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 418 giga watt, baik itu air, panas bumi, hingga matahari.
"Dunia kampus perlu memasukan kurikulum pembangunan berkelanjutan di semua jurusan, agar sesuai dengan tujuan untuk melakukan transformasi ekonomi hijau," kata Ganjar.
Dia mengatakan poin tersebut penting terutama dalam menerapkan kurikulum pembangunan berkelanjutan di semua jurusan universitas. Sehingga, percepatan yang telah dikerjakan pemerintah dapat dilanjutkan generasi mendatang.
Ganjar menjelaskan, ekonomi hijau menjadi kekuatan perekonomian Indonesia di masa depan. Terlebih Indonesia punya sumber daya seperti hutan, sungai, biogas, hingga tenaga surya untuk menghasilkan energi bersih dan ramah lingkungan.
"Maka hari ini banyak orang gelisah karena cerita polusi di mana-mana dan kemudian orang mulai berpikir, bagaimana ekonomi hijau, bagaimana ekonomi sirkular," kata Ganjar.
Dalam mewujudkan transformasi ekonomi hijau, Ganjar menyebutkan pemanfaatan teknologi sudah harus mulai dikuasai anak-anak muda dengan kemampuan adaptasi dan upgrading pengetahuan baru.
Maka dari itu, kurikulum pembangunan berkelanjutan diperlukan agar anak-anak muda memiliki kecakapan skill dan keilmuan untuk melanjutkan pekerjaan besar setiap pemimpin bangsa, termasuk transformasi ekonomi hijau.
"Kampus harus bisa memasukan kurikulum siber dan komputasi kuantum di semua jurusan agar semua mahasiswa makin paham bagaimana melakukan inovasi sektoral dengan mengadopsi lompatan teknologi," jelas Ganjar.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi sangat mendukung rencana transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi hijau. Pasalnya Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 418 giga watt, baik itu air, panas bumi, hingga matahari.