Pengusaha Muda Bersuara: Project S TikTok Berpotensi Jadi Tsunami bagi UMKM Indonesia

Jum'at, 15 September 2023 - 07:48 WIB
loading...
Pengusaha Muda Bersuara:...
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menekankan, perlu mewaspadai serbuan produk impor dari berbagai e-commerce. Salah satunya ancaman platform digital TikTok dengan Project S. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( HIPMI ) meminta pemerintah memberikan perhatian serius dan memperkuat eksistensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) dengan mewaspadai serbuan produk impor dari berbagai e-commerce . Salah satunya ancaman platform digital TikTok dengan Project S.

"Kami menilai munculnya Project S TikTok ini dapat membunuh eksistensi dari pada UMKM Indonesia, bahkan akan lebih menguntungkan produk UMKM asal China yang merupakan negara asal induk usaha TikTok tersebut," ujar Ketua Bidang UMKM Koperasi dan Kewirausahaan DPP HIPMI, Tri Febrianto, Kamis (14/9/2023).



Menurut Tri, Project S milik TikTok berpotensi menjadi tsunami besar bagi pertumbuhan pelaku UMKM dalam negeri. Untuk HIPMI mendorong Kementerian Perdagangan segera merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 untuk memperkuat ketentuan perizinan usaha, periklanan, pembinaan, dan pengawasan pelaku usaha dalam perdagangan melalui sistem elektronik.

"Revisi ini diharapkan segera dilakukan untuk melindungi UMKM di Tanah Air. Pasalnya untuk saat ini perdagangan di ranah media sosial seperti ruang yang kosong (tanpa regulasi). Ini yang kemudian memicu pihak TikTok bisa bertindak dengan seenaknya dengan menciptakan pertarungan usaha tidak seimbang dengan pelaku UMKM lokal," ujarnya.



Alumni Univesitas Hasanuddin mengatakan, berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI) nilai transaksi perdagangan elektronik atau e-commerce di Indonesia mencapai Rp476,3 triliun pada 2022. Sedangkan volume transaksi e-commerce tercatat sebanyak Rp3,49 miliar. Nilai transaksi e-commerce pada 2022 lebih tinggi 18,8 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp401 triliun.

"Namun yang disayangkan nilai transaksi sebesar itu dinikmati produsen luar negeri seperti China. Di saat UMKM kita masih terseok-seok belum mampu bersaing, malah muncul ancaman baru yakni Project S TikTok," ungkap Tri.

Ia juga menyoroti dengan menjamurnya sosial e-commerce di Indonesia ini dikhawatirkan membunuh UMKM lokal. Banjirnya produk impor yang dijual reseller di TikTok Shop memiliki harga yang lebih rendah ketimbang produk buatan UMKM asli Indonesia. Sehingga produk-produk UMKM tak laku dijual.

“Sosial e-commerce hari ini menjadi mimpi buruk bagi para UMKM Lokal, karena yang berjualan melalui sosial e-Commerce telah menjelma menjadi predator pricing dimana para produsen di e-commerce memutus mata rantai penjualan yang sangat panjang ditambah lagi mereka menjual dengan harga yg lebih murah dari pesaing tujuannya untuk mematikan pesaingnya, ini sangat berbahaya," pungkasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1429 seconds (0.1#10.140)