Harga Minyak Dunia Dekati Posisi Terendah Terbebani Banjir Pasokan

Jum'at, 05 Mei 2017 - 09:15 WIB
Harga Minyak Dunia Dekati Posisi Terendah Terbebani Banjir Pasokan
Harga Minyak Dunia Dekati Posisi Terendah Terbebani Banjir Pasokan
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia terdampar mendekati posisi terendah dalam lima bulan, ketika pada sesi sebelumnya berkurang 5%. Kondisi ini terjadi di tengah kekhawatiran atas meningkatnya pasokan minyak AS untuk menjadi beban dalam upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) mengurangi produksi.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (5/5/2017) kejatuhan harga minyak dunia diprediksi bisa memaksa para anggota OPEC untuk memperpanjang pemotongan produksi dalam upaya menjaga pasokan global yang berakhir bulan. Meski begitu para analis memperhitungkan OPEC bisa meneruskan pengurangan produksi hingga paruh kedua tahun ini.

Tercatat harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan internasional berada di level USD48,41 per barel pada pukul 00.47 GMT. Meski naik 3 sen, namun tetap masih berada dalam jalur negatif untuk mendekati posisi terendah ketika dalam sesi sebelumnya Brent jatuh kembali di bawah level USD50 per barel.

Sementara harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada posisi USD45,53 per barel, dengan tambahan tipis 1 sen setelah kehilangan lebih dari 4% dalam sesi sebelumnya. Harga minyak kembali terpuruk seperti sebelum OPEC dan produsen lain termasuk Rusia yang mengatakan bakal memangkas hampir 1,8 juta barel per hari (bpd).

Hal tersebut dilakukan sepanjang paruh pertama tahun ini, dalam upaya mengencangkan pasar lewat pengendalian pasokan sehingga menopang harga. Para pelaku pasar mengatakan kejatuhan minyak dunia akibat terimbas dari kenaikan produksi minyak AS yang bertambah lebih dari 10% sejak pertengahan 2016 mencapai 9,3 juta bpd.

"Harga minyak jatuh di tengah kekhawatiran atas meningkatnya produksi AS meskipun probabilitas tinggi bahwa anggota OPEC akan setuju untuk memperpanjang pemotongan produksi ketika mereka menggelar pertemuan pada 25 Mei. Kemungkinan kenaikan akan balik terjadi," ujar Analis Investasi Global Rivkin Securities James Woods.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6788 seconds (0.1#10.140)