Metode Door to Door Strategi Jitu Pos Indonesia Salurkan Bansos Sembako dan PKH
loading...
A
A
A
DENPASAR - PT Pos Indonesia (Persero) menggunakan tiga metode penyaluran bansos sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH). Ketiganya yaitu metode penyaluran di Kantorpos, metode penyaluran melalui komunitas, dan metode penyaluran door to door (antar langsung ke rumah keluarga penerima manfaat/ KPM).
Metode door to door menjadi salah satu metode penyaluran yang dinilai sangat membantu dan memudahkan. Utamanya bagi KPM yang berhalangan hadir ke Kantorpos atau pun lokasi pengambilan bantuan, karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan seperti lansia, sakit, maupun difabel.
Jika KPM mengalami kondisi tersebut, Pos Indonesia menggunakan metode door to door untuk menyalurkan bantuan. Tujuannya untuk memastikan semua KPM bisa mendapatkan bantuan tersebut.
Manfaat dari layanan door to door ini diakui salah satu petugas fasilitator di Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Wayan Wiryana. Sebagai perwakilan dari kecamatan untuk memandu kegiatan penyaluran bansos di wilayahnya. Dia menilai layanan tersebut sangat membantu masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan.
"Apabila KPM tidak atau berhalangan hadir untuk ke Kantorpos atau ke lokasi yang sudah ditentukan baik itu di lurah atau di komunitas, PT Pos membantu membawakan ke rumah KPM yang berhalangan untuk mengambil ke suatu tempat tersebut," kata Wayan dalam siaran pers, Minggu (8/10/2023).
Saat membagikan bansos kepada KPM, Pos Indonesia juga menggunakan teknologi yang dimiliki Pos Indonesia yaitu aplikasi Pos Giro Cash (PGC) untuk mempermudah dalam pencocokan data KPM. Teknologi yang digunakan sebagai tools pelengkar PGC, adalah geotagging dan face recognition.
Geotagging berguna untuk memvalidasi lokasi rumah KPM. Sedangkan penggunaan face recognition bertujuan untuk mencocokkan data KPM. Berkat kedua teknologi tersebut, bansos sembako dan PKH yang dilaksanakan Pos Indonesia terealisasi dan tersalurkan dengan baik.
Hal tersebut juga diakui Wayan. Bahkan, dia mengaku penggunaan teknologi ini juga bermanfaat untuk menyaring dan menentukan kelaikan KPM dalam menerima bantuan.
"Jumlah KPM yang kami terima untuk saat ini ada perubahan atau pengurangan yang sebelumnya yang kita salurkan itu sebanyak 166 KPM, sekarang menjadi turun 139 (KPM). Mungkin ini diakibatkan screening system dari Kemensos yang men-skrining data tersebut berdasarkan KK dan NIK," ujarnya.
Wayan mengaku senang bisa menjalin kerja sama dengan Pos Indonesia dalam menyalurkan bansos sembako dan PKH. Ia pun berharap kerja sama ini bisa dilanjutkan dan Pos Indonesia terus meningkatkan performa teknologi geotagging, khususnya akurasi dan menyematkan artificial intelligent (AI).
"Jadi ke depannya harapan kami dari pihak kelurahan, semoga lebih ditingkatkan lagi kerja sama ini untuk geotagging juga. Mungkin bisa diperbantukan dari pihak kelurahan untuk membantu pemetaan dari geotagging alamat KPM tersebut rumahnya. Jadi di sana akan lebih riil lagi penerima manfaat ini. Jadi sudah masuk aplikasi, kelihatan rumah, layak tidaknya akan terbaca," tutur Wayan.
Program penyaluran bansos sembako dan PKH Kemensos melalui Pos Indonesia mendapat apresiasi dari Kepala Dusun Banjar Tauman, Desa Kekeran, kecamatan Mengwi, Badung, Bali I Made Sunarto. Dia senang melihat Pos Indonesia mampu menjalankan tugasnya dengan baik dalam menyalurkan bantuan.
"Saya kira sangat baik dan luar biasa dalam penyalurannya. Pos bekerja dengan baik dan melakukan pelayanannya juga baik," kata Sunarto.
Sunarto mengaku tidak ada kesulitan ketika membantu Pos membagikan bansos tersebut. Dia juga mendampingi saat pembagian berlangsung. Baik melalui komunitas maupun metode door to door.
"Prosesnya pertama kita mengarahkan penerima untuk kumpul di Kantor Desa. Nanti petugas Pos memberikan bantuan tersebut dengan menerapkan antrean," tambahnya.
Adapun manfaat dari bantuan ini sangat dirasakan salah satu KPM Ni Ketut Tompel. Dia telah mendapat bantuan Rp1,2 juta. Bantuan tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membantu pengobatan mertuanya. "Bantuannya untuk mertua. Kebutuhannya untuk makan, beli obat dan keperluan yang lain," katanya.
Petugas Juru Antar Kantorpos Denpasar Krismanda mengaku tantangan utama yang dihadapi adalah terkait kondisi jalan menuju rumah KPM. Dia pernah melewati jalan-jalan kecil sehingga kesulitan saat mengendarai motor.
"Suka dukanya mungkin untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau. Di mana kita biasanya harus melewati persawahan, di mana jalannya kecil. Mungkin itu yang menjadi kesulitannya. Apalagi kita sebagai perempuan mungkin kalau mengendarai motor tidak seprofesional yang laki-laki," katanya.
Namun, situasi tersebut tak membuat semangat Krismanda luntur. Dia justru senang menjalani pekerjaannya, apalagi bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat. "Yang membuat saya bangga adalah di mana saya bisa membantu teman-teman semuanya yang membutuhkan dari bantuan sosial tersebut," ujarnya.
Krismanda mampu mengantarkan bantuan sekitar 30 KPM dalam sehari. Menurutnya, bantuan yang diberikan KPM berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing.
Metode door to door menjadi salah satu metode penyaluran yang dinilai sangat membantu dan memudahkan. Utamanya bagi KPM yang berhalangan hadir ke Kantorpos atau pun lokasi pengambilan bantuan, karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan seperti lansia, sakit, maupun difabel.
Jika KPM mengalami kondisi tersebut, Pos Indonesia menggunakan metode door to door untuk menyalurkan bantuan. Tujuannya untuk memastikan semua KPM bisa mendapatkan bantuan tersebut.
Manfaat dari layanan door to door ini diakui salah satu petugas fasilitator di Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Wayan Wiryana. Sebagai perwakilan dari kecamatan untuk memandu kegiatan penyaluran bansos di wilayahnya. Dia menilai layanan tersebut sangat membantu masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan.
"Apabila KPM tidak atau berhalangan hadir untuk ke Kantorpos atau ke lokasi yang sudah ditentukan baik itu di lurah atau di komunitas, PT Pos membantu membawakan ke rumah KPM yang berhalangan untuk mengambil ke suatu tempat tersebut," kata Wayan dalam siaran pers, Minggu (8/10/2023).
Saat membagikan bansos kepada KPM, Pos Indonesia juga menggunakan teknologi yang dimiliki Pos Indonesia yaitu aplikasi Pos Giro Cash (PGC) untuk mempermudah dalam pencocokan data KPM. Teknologi yang digunakan sebagai tools pelengkar PGC, adalah geotagging dan face recognition.
Geotagging berguna untuk memvalidasi lokasi rumah KPM. Sedangkan penggunaan face recognition bertujuan untuk mencocokkan data KPM. Berkat kedua teknologi tersebut, bansos sembako dan PKH yang dilaksanakan Pos Indonesia terealisasi dan tersalurkan dengan baik.
Hal tersebut juga diakui Wayan. Bahkan, dia mengaku penggunaan teknologi ini juga bermanfaat untuk menyaring dan menentukan kelaikan KPM dalam menerima bantuan.
"Jumlah KPM yang kami terima untuk saat ini ada perubahan atau pengurangan yang sebelumnya yang kita salurkan itu sebanyak 166 KPM, sekarang menjadi turun 139 (KPM). Mungkin ini diakibatkan screening system dari Kemensos yang men-skrining data tersebut berdasarkan KK dan NIK," ujarnya.
Wayan mengaku senang bisa menjalin kerja sama dengan Pos Indonesia dalam menyalurkan bansos sembako dan PKH. Ia pun berharap kerja sama ini bisa dilanjutkan dan Pos Indonesia terus meningkatkan performa teknologi geotagging, khususnya akurasi dan menyematkan artificial intelligent (AI).
"Jadi ke depannya harapan kami dari pihak kelurahan, semoga lebih ditingkatkan lagi kerja sama ini untuk geotagging juga. Mungkin bisa diperbantukan dari pihak kelurahan untuk membantu pemetaan dari geotagging alamat KPM tersebut rumahnya. Jadi di sana akan lebih riil lagi penerima manfaat ini. Jadi sudah masuk aplikasi, kelihatan rumah, layak tidaknya akan terbaca," tutur Wayan.
Program penyaluran bansos sembako dan PKH Kemensos melalui Pos Indonesia mendapat apresiasi dari Kepala Dusun Banjar Tauman, Desa Kekeran, kecamatan Mengwi, Badung, Bali I Made Sunarto. Dia senang melihat Pos Indonesia mampu menjalankan tugasnya dengan baik dalam menyalurkan bantuan.
"Saya kira sangat baik dan luar biasa dalam penyalurannya. Pos bekerja dengan baik dan melakukan pelayanannya juga baik," kata Sunarto.
Sunarto mengaku tidak ada kesulitan ketika membantu Pos membagikan bansos tersebut. Dia juga mendampingi saat pembagian berlangsung. Baik melalui komunitas maupun metode door to door.
"Prosesnya pertama kita mengarahkan penerima untuk kumpul di Kantor Desa. Nanti petugas Pos memberikan bantuan tersebut dengan menerapkan antrean," tambahnya.
Adapun manfaat dari bantuan ini sangat dirasakan salah satu KPM Ni Ketut Tompel. Dia telah mendapat bantuan Rp1,2 juta. Bantuan tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membantu pengobatan mertuanya. "Bantuannya untuk mertua. Kebutuhannya untuk makan, beli obat dan keperluan yang lain," katanya.
Petugas Juru Antar Kantorpos Denpasar Krismanda mengaku tantangan utama yang dihadapi adalah terkait kondisi jalan menuju rumah KPM. Dia pernah melewati jalan-jalan kecil sehingga kesulitan saat mengendarai motor.
"Suka dukanya mungkin untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau. Di mana kita biasanya harus melewati persawahan, di mana jalannya kecil. Mungkin itu yang menjadi kesulitannya. Apalagi kita sebagai perempuan mungkin kalau mengendarai motor tidak seprofesional yang laki-laki," katanya.
Namun, situasi tersebut tak membuat semangat Krismanda luntur. Dia justru senang menjalani pekerjaannya, apalagi bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat. "Yang membuat saya bangga adalah di mana saya bisa membantu teman-teman semuanya yang membutuhkan dari bantuan sosial tersebut," ujarnya.
Krismanda mampu mengantarkan bantuan sekitar 30 KPM dalam sehari. Menurutnya, bantuan yang diberikan KPM berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing.
(poe)