Sharing Session soal Peran Penting Insinyur Kimia dalam Peningkatan Produksi Migas
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pupuk Kaltim (PKT) melakukan sharing dalam Annual Meeting & EXPO Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia 2023 terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ). VP K3 PKT David R. Manik menjelaskan, sebagai perusahaan yang bergerak di industri pupuk dan petrokimia, PKT harus selalu waspada terhadap insiden industri di lokasi pabrik.
“Agar proses bisnis tetap berjalan optimal, PKT berkomitmen menjalankan mitigasi risiko keselamatan kerja dengan tetap mengedepankan zero fatality,” kata David, dalam keterangannya, Jumat (13/10/2023).
Wakil Dirut Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto menambahkan, di industri pupuk, Pupuk Indonesia (PI) telah memitigasi risiko keselamatan kerja yang dapat terjadi dengan selalu mengedepankan dan menjaga zero fatality. Artinya kemungkinan terjadinya korban meninggal dunia.
“Kedua, bagaimana PI mengedepankan penerapan Health Safety Security and Environment (HSSE), dan ketiga bisa meraih pemenuhan atau kepatuhan terhadap terhadap tata kelola linkungan dan aturan regulasi yang ada,” jelas Nugroho.
Menurut Nugroho, dalam pengoperasian industri pupuk terdapat sejumlah risiko yang dapat terjadi, di antaranya seperti risiko gas beracun karena bisa terjadi karena reaksi batuan fosfat dengan asam sulfat. Lalu pengoperasian asam sulfat juga ada potensi lolosnya gas SO2 yang sangat beracun.
“Risiko berikutnya ada explosive dari amoniak yang berpotensi meledak, dan ada risiko kebakaran hingga emisi gas buang yang dapat mencemari lingkungan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan di era dengan tantangan produksi migas, diperlukan sinergi dari berbagai instansi dan para ahli termasuk insiyur kimia guna merumuskan strategi memproduksi minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan ke depan.
“Sinergi dan kolaborasi instansi dann ahli dari berbagai bidang adalah salah satu cara di era persaingan yang semakin tinggi dalam sektor energi,” ujar Dwi.
Menteri ESDM Arifin Tasrif melengkapi, ke depan kebutuhan energi akan meningkat sebab pada 2060 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 331 juta jiwa dan kebutuhan energi akan mencapai 519 MTOE (metric ton oil equivalent) sehingga ketika produksi minyak dan gas bumi tidak akan mencukupi, maka ketahan energi akan terjadi krisis, lalu impor migas juga akan meningkat sehingga dapat membebani negara.
“Untuk itu peningkatan produksi energi tanpa mitigasi akan meningkatkan risiko gas rumah kaca (GRK). Pada 2060, sektor gas rumah kaca akan menjadi 2 miliar ton CO2. Makanya dibutuhkan transisi energi yang memanfatakan EBT dengan tetap menjaga ketahanan energi,” ujarnya.
Arifin menjelaskan, dalam roadmap transisi energi, seluruh kebutuhan energi berbasis EBT dari sektor pembangkit listirk akan mencapai sekitar 700 GW. Sebanyak 96%berasal dari EBT, dan sebanyak 4% merupakan energi baru berupa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), hidrogen untuk industri industri dan transportasi.
“Untuk itu, sarjana teknik kimia punya peran penting dalam pemanfaatan energi alternatif mulai dari energi surya, panas bumi dan nuklir, hidrogen dan kimia, serta pengembangan bahan bakar nabati (BBN) untuk solar dan avtur. Saya berharap sarjana kimia dapat berkontribusi siginfikan melalui inovasi dan kreasi dalam menciptakan energi bersih,” imbuh Arifin.
Ketua BKKPII yang juga Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Utilitas Maryono menjelaskan, annual meeting merupakan gelaran tahunan yang mempertemukan para insinyur kimia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan (sharing knowledge) tentang keselamatan kerja atau safety dan bagaimana meningkatkan produksi minyak.
“BKKPII ini adalah wadah atau rumah insinyur kimia untuk sharing knowledge antar-dunia praktisi dan regultor. Kalau tahun lalu kita berbicara tentang energi alternatif energi nuklir, tahun ini kita bicara meningkatkan produksi minyak, dan tahun depan rasanya kita perlu mulai diskusi tentang krisis lingkungan dan energi transisi,” ujarnya.
Ketua Panitia BKKPII Annual Meeting 2023, Dwi Satriyo Annurogo, menambahkan dalam gelaran tahun ini ada 2 tema simposium yang dikupas selama 2 hari di Surabaya, yakni safety dan recovery of oil and gas, serta diiringi dengan gelaran pameran industri kimia dan migas.
“Namun arahan dari Menteri ESDM dan SKK Migas, kita perlu melihat ke depan mengenai transisi green energy industry, dan bagaimana kebutuhan EBT ke depan. Sehingga para insinyur kimia bertemu di sini untuk sharing dan diskusi untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari dan 12 mmscfd,” tandasnya.
“Agar proses bisnis tetap berjalan optimal, PKT berkomitmen menjalankan mitigasi risiko keselamatan kerja dengan tetap mengedepankan zero fatality,” kata David, dalam keterangannya, Jumat (13/10/2023).
Wakil Dirut Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto menambahkan, di industri pupuk, Pupuk Indonesia (PI) telah memitigasi risiko keselamatan kerja yang dapat terjadi dengan selalu mengedepankan dan menjaga zero fatality. Artinya kemungkinan terjadinya korban meninggal dunia.
“Kedua, bagaimana PI mengedepankan penerapan Health Safety Security and Environment (HSSE), dan ketiga bisa meraih pemenuhan atau kepatuhan terhadap terhadap tata kelola linkungan dan aturan regulasi yang ada,” jelas Nugroho.
Menurut Nugroho, dalam pengoperasian industri pupuk terdapat sejumlah risiko yang dapat terjadi, di antaranya seperti risiko gas beracun karena bisa terjadi karena reaksi batuan fosfat dengan asam sulfat. Lalu pengoperasian asam sulfat juga ada potensi lolosnya gas SO2 yang sangat beracun.
“Risiko berikutnya ada explosive dari amoniak yang berpotensi meledak, dan ada risiko kebakaran hingga emisi gas buang yang dapat mencemari lingkungan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan di era dengan tantangan produksi migas, diperlukan sinergi dari berbagai instansi dan para ahli termasuk insiyur kimia guna merumuskan strategi memproduksi minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan ke depan.
“Sinergi dan kolaborasi instansi dann ahli dari berbagai bidang adalah salah satu cara di era persaingan yang semakin tinggi dalam sektor energi,” ujar Dwi.
Menteri ESDM Arifin Tasrif melengkapi, ke depan kebutuhan energi akan meningkat sebab pada 2060 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 331 juta jiwa dan kebutuhan energi akan mencapai 519 MTOE (metric ton oil equivalent) sehingga ketika produksi minyak dan gas bumi tidak akan mencukupi, maka ketahan energi akan terjadi krisis, lalu impor migas juga akan meningkat sehingga dapat membebani negara.
“Untuk itu peningkatan produksi energi tanpa mitigasi akan meningkatkan risiko gas rumah kaca (GRK). Pada 2060, sektor gas rumah kaca akan menjadi 2 miliar ton CO2. Makanya dibutuhkan transisi energi yang memanfatakan EBT dengan tetap menjaga ketahanan energi,” ujarnya.
Arifin menjelaskan, dalam roadmap transisi energi, seluruh kebutuhan energi berbasis EBT dari sektor pembangkit listirk akan mencapai sekitar 700 GW. Sebanyak 96%berasal dari EBT, dan sebanyak 4% merupakan energi baru berupa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), hidrogen untuk industri industri dan transportasi.
“Untuk itu, sarjana teknik kimia punya peran penting dalam pemanfaatan energi alternatif mulai dari energi surya, panas bumi dan nuklir, hidrogen dan kimia, serta pengembangan bahan bakar nabati (BBN) untuk solar dan avtur. Saya berharap sarjana kimia dapat berkontribusi siginfikan melalui inovasi dan kreasi dalam menciptakan energi bersih,” imbuh Arifin.
Ketua BKKPII yang juga Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Utilitas Maryono menjelaskan, annual meeting merupakan gelaran tahunan yang mempertemukan para insinyur kimia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan (sharing knowledge) tentang keselamatan kerja atau safety dan bagaimana meningkatkan produksi minyak.
“BKKPII ini adalah wadah atau rumah insinyur kimia untuk sharing knowledge antar-dunia praktisi dan regultor. Kalau tahun lalu kita berbicara tentang energi alternatif energi nuklir, tahun ini kita bicara meningkatkan produksi minyak, dan tahun depan rasanya kita perlu mulai diskusi tentang krisis lingkungan dan energi transisi,” ujarnya.
Ketua Panitia BKKPII Annual Meeting 2023, Dwi Satriyo Annurogo, menambahkan dalam gelaran tahun ini ada 2 tema simposium yang dikupas selama 2 hari di Surabaya, yakni safety dan recovery of oil and gas, serta diiringi dengan gelaran pameran industri kimia dan migas.
“Namun arahan dari Menteri ESDM dan SKK Migas, kita perlu melihat ke depan mengenai transisi green energy industry, dan bagaimana kebutuhan EBT ke depan. Sehingga para insinyur kimia bertemu di sini untuk sharing dan diskusi untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari dan 12 mmscfd,” tandasnya.
(uka)