Harga Minyak Dunia Turun Terkejut Kenaikan Persediaan AS

Rabu, 02 Agustus 2017 - 08:33 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Terkejut Kenaikan Persediaan AS
Harga Minyak Dunia Turun Terkejut Kenaikan Persediaan AS
A A A
NEW YORK - Harga minyak dunia pada perdagangan hari ini turun di tengah meningkatnya persediaan bahan bakar AS yang menarik minyak mentah AS kembali di bawah USD50 per barel. Sementara pasokan tinggi yang sedang berlangsung dari produsen OPEC membebani harga internasional.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/8/2017), harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD48,85 per barel pada pukul 00.46 GMT, turun 31 sen atau 0,6% dari posisi terakhir.

Hal tersebut terjadi setelah kontrak kemarin dibuka di atas level USD50 untuk pertama kalinya sejak 25 Mei. Sementara, harga minyak mentah brent, patokan harga minyak internasional diperdagangkan turun 30 sen atau 0,6% ke levelUSD51,48 per barel.

American Petroleum Institute (API) mengatakan, stok minyak mentah AS naik sebesar 1,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 28 Juli menjadi 488,8 juta, dengan harapan bahwa persediaan baru-baru ini merupakan pertanda kuatnya pasar AS.

Di pasar global, harga ditimbang oleh sebuah survei pekan ini yang menunjukkan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencapai level tertinggi 2017 sebanyak 33 juta barel per hari (bpd), meskipun OPEC dan beberapa negara non OPEC berjanji untuk membatasi produksi, termasuk Rusia sebesar 1,8 juta bpd antara Januari tahun ini dan Maret 2018.

Karena meningkatnya produksi global, konsultan energi Douglas Westwood mengatakan bahwa kelebihan pasokan kemungkinan akan segera kembali, dan berlangsung selama bertahun-tahun.

"Oversupply akan benar-benar kembali pada 2018. Ini karena dimulainya bidang yang disetujui sebelum penurunan. Ini merupakan tambahan dari kenaikan produksi melalui peningkatan investasi dan aktivitas di ruang tidak konvensional di AS," kata Steve Robertson, kepala Penelitian untuk Global Oilfield Services.

Douglas Westwood mengatakan, pihaknya memperkirakan kelebihan pasokan akan bertahan hingga setidaknya 2021.

Di sisi lain, Robertson mengatakan bahwa faktor eksternal seperti gangguan utama yang dipasok dari peristiwa politik atau kejadian cuaca dapat menggeser keseimbangan dengan cepat. Namun dia memperingatkan bahwa harapan pemulihan berdasarkan optimisme atau angan-angan selalu terpental kembali, harus diimbangi pemeriksaan realitas, dan kemungkinan nyata bahwa pemulihan saat ini bisa memakan waktu lebih lama untuk terwujud.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7049 seconds (0.1#10.140)