Bangun AOOC, AP II Modernisasi Sistem Operasi Bandara

Selasa, 12 September 2017 - 21:01 WIB
Bangun AOOC, AP II Modernisasi Sistem Operasi Bandara
Bangun AOOC, AP II Modernisasi Sistem Operasi Bandara
A A A
JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II terus melakukan modernisasi bandar udara (badara) yang berada di bawah naungan perusahaan. Salah satunya dengan membangun Airport Operation Control Center (AOCC) di Bandara International Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Pendirian AOCC di Gedung 631, Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan kolaborasi stakeholder di bandara yang terdiri dari unsur 4A, yaitu Airport Operator, Airline Operator, Air Navigation, dan Authorities (badan karantina, bea cukai, imigrasi, kepolisian, dan sebagainya).

AOCC mengintegrasikan pengelolaan sumber daya Bandara Internasional Soekarno-Hatta agar dapat beroperasi secara efektif dan efisien sehingga mengakomodir terwujudnya keselamatan (safety), keamanan (security), pemenuhan atas regulasi (compliance), serta pelayanan (services).

Secara umum, fungsi AOCC merupakan command center untuk mengawasi operasional di sisi udara dan sisi darat, yang mencakup seluruh aktivitas kedatangan dan keberangkatan di bandara.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, AOCC sebagai salah satu upaya perseroan dalam mengimplementasikan sistem teknologi informasi di bandara atau disebut pembangunan soft infrastructure.

"Pembangunan soft infrastructure ini guna mengimbangi pembangunan hard infrastructure, seperti pembangunan terminal, apron, dan sebagainya yang telah kami lakukan. AOCC juga membutuhkan integrasi dari sistem yang dimiliki masing-masing stakeholder bandara sehingga dapat berjalan secara maksimal,” ujarnya, Selasa (12/9/2017).

Dia mengatakan, dirikannya AOCC didasari pertumbuhan industri penerbangan yang cukup signifikan setiap tahun dan membuat dinamika operasional semakin beragam. "Melalui AOCC yang dapat memantau seluruh aktivitas bandara secara real time maka kami optimistis seluruh aspek berjalan dengan lancar sesuai regulasi disertai terciptanya ketepatan waktu atau punctuality operasional yang berujung pada peningkatan pelayanan kepada maskapai dan penumpang pesawat,” terang Awaluddin.

AOCC dilengkapi sejumlah modul, seperti Airport Operation Database (AODB), Airport Management System (AMS), Resources Management System (RMS), Network Management System (NMS), Airport Security System (ASS), dan Facility Engineering Management System (FEMS).

AODB berfungsi menyimpan data operasi kebandarudaraan. AMS dan RMS berfungsi memonitor dan mengendalikan operasional bandara beserta pengaturan penggunaan resources, semisal parking stands, boarding lounge, dan check-in counter.

Sementara itu, NMS menampilkan kinerja jaringan dan perangkat teknologi informasi dalam mengelola serta mendistribusikan data operasi ke sejumlah stakeholder. Selanjutnya, FEMS berfungsi memonitor, mengendalikan dan mengelola kehandalan fasilitas-fasilitas utama bandara.

Di samping modul-modul tersebut, fasilitas yang terdapat di AOCC, antara lain CCTV Room, Emergency Situation Room, Meeting Room, dan Airport People Movers System Control Room.

“AOCC juga merupakan pusat koordinasi seluruh stakeholder bandara, seperti maskapai, imigrasi, bea dan cukai, karantina, otoritas bandara, tenant, kepolisian, transportasi antarmoda, operator kargo, dan sebagainya. Sehingga sesuai dengan konsep dalam industri bandara dikenal dengan Airport Collaboration Decision Making atau A-CDM,” ujar Awaluddin.

Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan mendukung penuh pembentukan AOCC ini. "Kami siap mengintegrasikan sistem yang dimiliki Airnav dengan sistem di AOCC guna mendukung keselamatan dan keamanan," ucapnya.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan jumlah penumpang pesawat mencapai sekitar 60 juta orang per tahun merupakan bandara tersibuk di Indonesia. Di mana saat ini AP II tengah melakukan berbagai pengembangan di bandara tersebut guna meningkatkan daya saing dengan bandara-bandara lain di kawasan ASEAN. Pengembangan yang dilakukan di samping pembangunan secara fisik juga mencakup pembangunan sistem teknologi informasi guna menjadikan bandara ini sebagai Smart Airport.

Sebanyak 1.300 pergerakan pesawat per hari atau 76 pergerakan pesawat per jam dengan jumlah penumpang sekitar 760.000 per hari, Bandara Internasional Soekarno-Hatta membutuhkan pendekatan dari sisi teknologi informasi guna memastkan kelancaran operasional dan terjaganya pelayanan sehingga prioritas pembangunan AOCC ada di bandara ini.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4474 seconds (0.1#10.140)