Buka Rakernas HIPKA, Sandiaga Uno Pacu Pengusaha di Era Digitalisasi

Rabu, 20 September 2017 - 22:33 WIB
Buka Rakernas HIPKA, Sandiaga Uno Pacu Pengusaha di Era Digitalisasi
Buka Rakernas HIPKA, Sandiaga Uno Pacu Pengusaha di Era Digitalisasi
A A A
Menjelang pelantikannya pada 16 Oktober nanti, mantan pengusaha dan kini jadi Wakil Gubernur Terpilih DKI Jakarta Sandiaga Uno membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 1 Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) periode 2017-2022. Selain Sandiaga Uno, acara ini juga dihadiri oleh pengusaha Erwin Aksa, dan Ketua Komisi Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir.

Sandi menyambut positif dan mendukung aktivis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang ingin menjadi pengusaha dan mengembangkan wirausaha. Sebab hal ini merupakan langkah konkret yakni menciptakan lapangan pekerjaan dan menggerakkan perekonomian.

“Kegiatan ini selain silaturahmi juga sekaligus untuk sinergi menyampaikan program, menyelaraskan program untuk bisa meningkatkan kinerja para anggota HIPKA,” kata Sandiaga Salahuddin Uno dalam acara Gala Dinner Jelang Rakernas 1 HIPKA periode 2017-2022 di Four Point Sheraton Jakarta, Rabu (20/09).

Menurutnya, saat ini Indonesia memasukan era revolusi industri Jilid 4. Yakni, revolusi industri berbasis digital. Pada era teknologi informasi (TI) dan digitalisasi informasi, Sandi berharap semakin banyak tumbuh bisnis-bisnis baru.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, saat ini kesempatan untuk berbisnis semakin ada dan terbuka luas. Kesempatan yang luas ini bisa menciptakan pengusaha baru dengan bidang usaha baru pula, yang sebelumnya tidak pernah ada.

“Terlebih lagi saat ini adalah eranya digitalisasi. Jadi sekaranglah kesempatan dan saatnya memunculkan pengusaha pemula dan baru yang diharapkan dapat menggantikan para seniornya,” ungkapnya.

Revolusi industri digitalisasi sudah menghasilkan terobosan-terobosan baru dalam dunia bisnis dan menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Salah satu contohnya adalah Nadiem Makarim, CEO Go-Jek.

“Nadiem Makarim datang ke kantor saya pada tahun 2010 dengan ide Go-Jek. Saat itu dia ingin membuat terobosan bagaimana mengatasi kemacetan dan pengangguran. Solusinya adalah perangkat aplikasi yang bernama Go-Jek. Saat itu nyaris 99% investor yang mendengar presentasi Nadiem Makarim tertawa dan menganggap bahwa ide tersebut adalah social entrepreneurship yang tidak akan menghasilkan profit,” cerita Sandi.

Namun akhirnya dicapai konsensus dari para investor bahwa semua investor yang hadir ikutan memberikan investasi untuk usaha Nadiem. Ada yang ikut sekadarnya saja dan ada pula yang tidak percaya dengan ide inovasi Nadiem tersebut.

Ternyata tidak sampai 7 tahun dari saat presentasi tahun 2010 lalu tersebut, akhirnya Go-Jek kini telah menjadi raksasa ekonomi yang mampu memberikan lapangan pekerjaan kepada 120.000 lebih orang. Bahkan nilai perusahaan Go-Jek kini telah menjadi lebih dari Rp35 triliun.

Contoh lain adalah Tokopedia yang digagas oleh seorang anak muda William Tanuwijaya. Dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun, belum lama ini Tokopedi menerima suntikan investasi sekitar Rp15 triliun dari Alibaba. Sehingga dia tampil menjadi salah satu orang tersukses dalam kurun waktu kurang dari 7 tahun.

Selain itu, ada juga Achmad Zaky, pendiri Bukalapak. Dengan inovasinya, Zaky berhasil membuka usaha bagi 1 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini tidak bisa mendapatkan lahan usaha.

Sandi membandingkan Go-Jek, Tokopedia, dan Bukalapak dengan usaha yang pernah dilakukan dirinya di Bosowa, Saratoga atau Ika Muda milik Soetrisno Bachir. Saat itu dirinya harus menempuh waktu berpuluh-puluh tahun usaha dan belum tentu bisa sukses secepat Go-Jek.

“Dalam era digitalisasi saat ini, kita bisa membuat terobosan itu. Di sinilah kesempatan kita, saya ingin menebar motivasi bahwa peluang ada dan luas di sekitar kita. Bila dibandingkan dulu, saat saya memulai usaha, peluang hanya ada di bidang konstruksi, pertanian, dan pertambangan. Tapi ke depan sektor teknologi informasi ini akan begitu banyak memberikan peluang kepada kita. Mari kesempatan ini kita raih,” kata Sandi.

Sementara itu, Ketua BPP HIPKA Tubagus Farich Nahril mengatakan, tujuan digelarnya Rakernas 1 HIPKA adalah untuk membangun komunikasi dan relasi serta dapat membantu menggerakkan roda perekonomian daerah dan nasional.

“Tujuan pendirian HIPKA pada tahun 2010 adalah untuk menciptakan usaha-usaha baru dan menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Diharapkan peran HIPKA dapat mengurangi pengangguran dan mendorong perekonomian bangsa,” kata Tubagus Farich.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5247 seconds (0.1#10.140)