Buwas Blak-blakan Indonesia Impor Beras 2 Juta Ton Tahun Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengungkapkan bahwa Bulog mendapatkan tugas impor beras sebanyak 2 juta ton tahun depan. Angka tersebut di luar penugasan sebelumnya untuk pengadaan awal tahun sebanyak 1,5 juta ton.
Pengadaan impor beras itu untuk menjamin stok pangan di dalam negeri mengingat tahun ini belum terserap optimal karena pengaruh iklim yang menyebabkan gagal panen.
"Yang ditugaskan kan 2 juta ton tahun 2024 di luar yang 1,5 juta ton itu," ujar Buwas, di Gedung DPR RI, Rabu (8/11/2023).
Lebih lanjut, Buwas menjelaskan untuk tugas impor 1,5 juta ton untuk awal tahun 2024 saat ini sudah terkontrak 1 juta ton, tinggal menunggu jadwal pengiriman ke Indonesia. Beras beras tersebut nantinya yang akan menjadi bantuan pangan pemerintah yang akan disalurkan kepada masyarakat.
Impor beras tersebut diharapkan bisa membentuk harga beras di pasar agar tidak mengalami kenaikan yang cukup siginifikan yang disebabkan karena belum masuk musim panen. Sehingga ketersediaan beras dipasar terjaga dan harganya stabil.
"Itu kan bantuan Pak Presiden itu. Januari, Februari, Maret. Belum tambah SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Ada bantuan pangan lagi Pak Presiden sampai Juni itu plus operasi pasar 3 bulan," sambung Buwas.
Buwas menambahkan saat ini kemungkinan musim panen beras di Indonesia bakal mundur dari siklus panen biasanya. Hal itu dikarenakan para petani mengalami keterlambatan pada waktu musim tanam sehingga dikawatirkan produksi beras dalam negeri akan terkoreksi.
"Kemungkinan kan mulai ada produksi walaupun mundur. Januari, Februari, Maret diprediksinya belum bisa karena baru tanam, mungkin Januari ya. Kalau kita bilang 3 bulan, April baru ada panen. Tapi kan belum terlalu banyak," kata Buwas.
"Tapi kalau itu ternyata produksinya besar April, ya kita utamakan dalam negeri dong, harus. Itulah keberpihakan kita pada petani kita, jangan kita senang impor walaupun impor harganya lebih murah," pungkasnya.
Pengadaan impor beras itu untuk menjamin stok pangan di dalam negeri mengingat tahun ini belum terserap optimal karena pengaruh iklim yang menyebabkan gagal panen.
"Yang ditugaskan kan 2 juta ton tahun 2024 di luar yang 1,5 juta ton itu," ujar Buwas, di Gedung DPR RI, Rabu (8/11/2023).
Lebih lanjut, Buwas menjelaskan untuk tugas impor 1,5 juta ton untuk awal tahun 2024 saat ini sudah terkontrak 1 juta ton, tinggal menunggu jadwal pengiriman ke Indonesia. Beras beras tersebut nantinya yang akan menjadi bantuan pangan pemerintah yang akan disalurkan kepada masyarakat.
Impor beras tersebut diharapkan bisa membentuk harga beras di pasar agar tidak mengalami kenaikan yang cukup siginifikan yang disebabkan karena belum masuk musim panen. Sehingga ketersediaan beras dipasar terjaga dan harganya stabil.
"Itu kan bantuan Pak Presiden itu. Januari, Februari, Maret. Belum tambah SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Ada bantuan pangan lagi Pak Presiden sampai Juni itu plus operasi pasar 3 bulan," sambung Buwas.
Baca Juga
Buwas menambahkan saat ini kemungkinan musim panen beras di Indonesia bakal mundur dari siklus panen biasanya. Hal itu dikarenakan para petani mengalami keterlambatan pada waktu musim tanam sehingga dikawatirkan produksi beras dalam negeri akan terkoreksi.
"Kemungkinan kan mulai ada produksi walaupun mundur. Januari, Februari, Maret diprediksinya belum bisa karena baru tanam, mungkin Januari ya. Kalau kita bilang 3 bulan, April baru ada panen. Tapi kan belum terlalu banyak," kata Buwas.
"Tapi kalau itu ternyata produksinya besar April, ya kita utamakan dalam negeri dong, harus. Itulah keberpihakan kita pada petani kita, jangan kita senang impor walaupun impor harganya lebih murah," pungkasnya.
(nng)