Gelar Workshop Pembuatan Tempoyak, Crivisaya Ganjar Dorong Kuliner Khas Lampung Naik Kelas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Alumni Muda Universitas Sriwijaya (Unsri) dan Universitas Lampung (Unila) yang tergabung dalam Crivisaya Ganjar , turut mengangkat citra makanan khas Lampung melalui workshop pembuatan tempoyak.
Kegiatan itu tidak hanya mengajarkan cara membuat tempoyak dari buah durian sisa atau tak terpakai, tapi juga penggunaannya sebagai campuran makanan.
“Kegiatan hari ini yaitu workshop, pelatihan pembuatan tempoyak sebagai ciri khas di Lampung tempoyak itu. Pesertanya dari masyarakat sekitar di daerah Jalan Purnawirawan,” kata Koordinator Wilayah Crivisaya Lampung, Harsya Billy.
Dalam kegiatan itu, para peserta yang umumnya adalah kaum ibu mendapatkan pengetahuan tentang pembuatan tempoyak yang baik dari seorang ahli sekaligus pengusaha kuliner lokal.
Menurut Billy, tempoyak juga bisa menggunakan bahan durian sisa atau buah yang tidak layak dikunsumsi secara langsung agar warga tidak asal membuang buah tersebut.
“Tujuannya, memperkenalkan bahwa olahan dari buah durian ini salah satu yang bermanfaat dan bernilai (jual) adalah tempoyak. Tidak hanya bisa langsung dimakan buahnya, tapi juga ada cara pengolahan lain,” ujarnya.
Tak hanya untuk dikonsumsi secara pribadi atau bersama keluarga, para sukarelawan Crivisaya Ganjar juga mendorong peserta untuk memproduksi dan menjual tempoyak buatannya untuk mendapatkan keuntungan tambahan.
Kualitas tempoyak sebenarnya tergantung kualitas buah durian yang dipilih sebagai bahan baku. Namun, pemateri workshop kali ini memberikan kiat membuat tempoyak berkualitas dari bahan seadanya.
“Sebenarnya, membuat tempoyak itu lebih enak lagi (pakai) durian yang enak (berkualitas baik), durian yang manis. Apalagi, durian mentega, lebih legit,” kata pemateri workshop tersebut, Leni Agustriyanti.
Dia meyakinkan cara membuat tempoyak sangatlah mudah, dimulai dengan memisahkan buah durian dengan bijinya kemudian dimasukkan ke toples dengan penutup.
Setelah itu, buah durian ditambahkan dengan garam, gula dan cabai secukupnya kemudian diaduk hingga tercampur rata dan toplesnya pun ditutup serapat mungkin.
“Durian itu kita fermentasikan sekitar seminggu dan itu bisa awet hingga bisa berbulan-bulan. Itu bisa, yang penting ditutupnya rapat,” kata Leni menjelaskan.
Selain mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat, para peserta juga bisa lebih mengenal sosok Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD dari para sukarelawan Crivisaya pada kegiatan itu.
Kegiatan itu tidak hanya mengajarkan cara membuat tempoyak dari buah durian sisa atau tak terpakai, tapi juga penggunaannya sebagai campuran makanan.
“Kegiatan hari ini yaitu workshop, pelatihan pembuatan tempoyak sebagai ciri khas di Lampung tempoyak itu. Pesertanya dari masyarakat sekitar di daerah Jalan Purnawirawan,” kata Koordinator Wilayah Crivisaya Lampung, Harsya Billy.
Dalam kegiatan itu, para peserta yang umumnya adalah kaum ibu mendapatkan pengetahuan tentang pembuatan tempoyak yang baik dari seorang ahli sekaligus pengusaha kuliner lokal.
Menurut Billy, tempoyak juga bisa menggunakan bahan durian sisa atau buah yang tidak layak dikunsumsi secara langsung agar warga tidak asal membuang buah tersebut.
“Tujuannya, memperkenalkan bahwa olahan dari buah durian ini salah satu yang bermanfaat dan bernilai (jual) adalah tempoyak. Tidak hanya bisa langsung dimakan buahnya, tapi juga ada cara pengolahan lain,” ujarnya.
Tak hanya untuk dikonsumsi secara pribadi atau bersama keluarga, para sukarelawan Crivisaya Ganjar juga mendorong peserta untuk memproduksi dan menjual tempoyak buatannya untuk mendapatkan keuntungan tambahan.
Kualitas tempoyak sebenarnya tergantung kualitas buah durian yang dipilih sebagai bahan baku. Namun, pemateri workshop kali ini memberikan kiat membuat tempoyak berkualitas dari bahan seadanya.
“Sebenarnya, membuat tempoyak itu lebih enak lagi (pakai) durian yang enak (berkualitas baik), durian yang manis. Apalagi, durian mentega, lebih legit,” kata pemateri workshop tersebut, Leni Agustriyanti.
Dia meyakinkan cara membuat tempoyak sangatlah mudah, dimulai dengan memisahkan buah durian dengan bijinya kemudian dimasukkan ke toples dengan penutup.
Setelah itu, buah durian ditambahkan dengan garam, gula dan cabai secukupnya kemudian diaduk hingga tercampur rata dan toplesnya pun ditutup serapat mungkin.
“Durian itu kita fermentasikan sekitar seminggu dan itu bisa awet hingga bisa berbulan-bulan. Itu bisa, yang penting ditutupnya rapat,” kata Leni menjelaskan.
Selain mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat, para peserta juga bisa lebih mengenal sosok Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD dari para sukarelawan Crivisaya pada kegiatan itu.
(nng)