Program Co-Firing Efektif Reduksi Emisi dan Dongkrak Ekonomi Lokal

Rabu, 22 November 2023 - 17:47 WIB
loading...
Program Co-Firing Efektif...
VP Pengembangan Bisnis, Pemasaran & Perencanaan Biomassa PLN EPI Anita Puspita Sari menegaskan program co-firing biomassa sangat kompetitif. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menegaskan komitmen untuk terus meningkatkan penerapan co-firing biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN. Sebab, tak hanya sebagai strategi dalam mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025, langkah ini juga dinilai efektif mereduksi emisi serta meningkatkan ekonomi lokal.

Menurut Vice President Pengembangan Bisnis, Pemasaran & Perencanaan Biomassa PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Anita Puspita Sari, penerapan co-firing biomassa sangat kompetitif dilakukan dalam mengejar target dekarbonisasi di Indonesia. Sebab, jelas dia, co-firing biomassa memiliki Levelized Cost of Electricity (LCOE) terendah dibanding akselerasi ke EBT lainnya.



"Co-firing biomassa berkontribusi sebesar 3,6% dari total target bauran EBT 23% di tahun 2025. Langkah ini sangat kompetitif untuk dilakukan, mengingat LCOE-nya terendah dibanding EBT lain seperti energi surya, air, angin, geothermal, serta energi terbarukan lainnya," ujar Anita dalam keterangannya, Selasa (22/11/2023).

Anita menuturkan, tak hanya biayanya yang paling rendah, yang terpenting adalah, penerapan co-firing berkontribusi signifikan dalam menggerakkan perekonomian nasional. Program ini juga menciptakan lapangan kerja bagi bagi masyarakat lokal tanpa harus menghentikan PLTU yang telah beroperasi.

"Masyarakat lokal akan memainkan peran penting dalam hal ini menyediakan bahan baku biomassa. Jadi ini akan banyak membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sejalan dengan prinsip ESG yang (Environmental Social and Government) yang kami jalankan," papar Anita.

Anita menambahkan, sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim, kebutuhan biomassa ke depan pun semakin meningkat. Total sebanyak 10,2 juta ton biomassa dibutuhkan hingga tahun 2025 mendatang.

"Sejalan dengan komitmen Pemerintah dalam mengejar target co-firing pada tahun 2025, PLN membutuhkan biomassa sebesar 10,2 juta ton untuk menyediakan energi bersih sebesar 11,8 Terawatt hour (TWh). Kebutuhan ini meningkat tajam atau sebesar 300% hingga tahun 2025 mendatang," paparnya.

Perencana Strategis dan Analis Rantai Pasokan PLN EPI Akhmad Kunio Fadlullah Pratopo mengatakan, guna memenuhi kebutuhan biomassa yang terus meningkat, perusahaan secara agresif terus mengembangkan ekosistem biomassa dengan menggandeng komunitas lokal maupun usaha mikro kecil (UMK) yang berada di sekitar lokasi sumber biomassa.



"Baru-baru ini misalnya, kami bekerja sama dengan Kesultanan DI Yogyakarta dalam mengembangkan Green Economy Village (GEV) untuk mendukung langkah NZE 2060 berdasarkan keterlibatan masyarakat lokal. Tujuan utama Pengembangan GEV adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal sekaligus mengurangi emisi CO2 dari menggunakan pupuk organik dan menyediakan biomassa untuk proses co-firing biomassa pembangkit listrik," papar Kunio.

Namun, imbuh Kunio, saat ini keberadaan biomassa masih terbilang lebih mahal dibanding harga batu bara. Karena itu, menurutnya dukungan dari sisi regulasi sangat dibutuhkan dalam memasifkan pengembangan ekosistem biomassa.

"Pasokan biomassa yang ada sebagian besar memiliki harga lebih tinggi dibandingkan batu bara, target co-firing biomassa PLN pada tahun 2024 dan tahun 2025 cukup tinggi dan merupakan tantangan besar, sehingga dukungan regulasi sangat diperlukan untuk hal ini," tandasnya.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1988 seconds (0.1#10.140)