128 Tahun BRI, Penyambung Kaki dan Tangan UMKM untuk Naik Kelas

Kamis, 23 November 2023 - 10:58 WIB
loading...
128 Tahun BRI, Penyambung...
Berbagai program pemberdayaan terus digulirkan BRI untuk membawa UMKM naik kelas. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Memotret ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari gambar besar bernama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bertahun tahun keberadaan UMKM baik dari segi jumlah maupun kontribusinya terus tumbuh berkembang menyokong perekonomian nasional.

Besarnya kontribusi UMKM terhadap ekonomi Indonesia salah satunya bisa dilihat dari proporsi kontribusi UMKM terhadap PDB nasional tahun 2019 di mana usaha mikro menyumbang 37,4% PDB. Namun besarnya kontribusi tersebut ternyata tidak simetris dengan kondisi faktual obyektif UMKM yang lebih banyak berkutat dengan persoalan internal mulai dari faktor permodalan, jaringan maupun kemampuan bertahan ketimbang proses kemajuan.

Dalam konteks itulah kehadiran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai representasi negara yang selama ini terus mendorong pemberdayaan UMKM di ranah ekonomi domestik menjadi sangat signifikan. Berbagai program pemberdayaan terus digulirkan BRI untuk membawa UMKM mengarah pada terminologi ‘naik kelas’. Idiom naik kelas inilah kemudian saat ini banyak dilekatkan kepada UMKM di Indonesia yang tak bisa dilepaskan dari langkah tak lelah BRI melakukan pendampingan dan juga pemberdayaan.



Secara singkat, sejauh ini BRI telah meluncurkan beragam program pemberdayaan untuk membawa ‘kapal besar’ UMKM Indonesia naik kelas. Lalu cetak biru (blue print) program pemberdayaan UMKM seperti apa yang selama ini dilakukan BRI?

Menurut Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, BRI setidaknya memiliki 4 program strategis untuk memberdayakan UMKM di Indonesia yang diluncurkan pihaknya yakni:
1. Desa BRILian
Program Desa Brilian adalah program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s.

2. Program Klaster UMKM
Program ini dinamakan klaster BRI, yaitu membentuk klaster-klaster UMKM di bidang yang sama yang juga berdekatan agar berkumpul dan berofukus Bersama-sama dalam bidang usahanya.

3. Link UMKM
Salah satu program pemberdayaan UMKM melalui digitalisasi pelatihan, dengan modul yang mengacu pada 12 aspek parameter UMKM, yaitu Skala Usaha, Aspek Kepemimpinan, Pola Pikir, Budaya Informasi, Pemasaran, Operasional, Keuangan, Sumber Daya Manusia, Legalitas dan Kepatuhan.

4. Pasar Rakyat Indonesia (PARI)
Pasar Rakyat Indonesia (PARI) adalah platform marketplace komoditas pangan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Rakyat Indonesia. PARI menghubungkan penjual komoditas pangan dengan pembeli komoditas pangan.

Setelah bertahun-tahun berjalan dengan dinamikanya yang ada, muncul pertanyaan apakah beragam pemberdayaan UMKM tersebut saat ini sudah memberi ekses positif? Atau dengan kata lain apakah hingga saat ini bisa dikatakan UMKM sudah naik kelas? Untuk menjawabta mari coba melihat data yang ada.

Perbandingan dari segi jumlah kredit yang disalurkan BRI antara tahun 2022 dengan tahun 2023 misalnya. Pada kuartal III tahun 2022, jumlah kredit BRI di segmen usaha mikro mencapai Rp231 triliun. Jumlahnya naik signifikan di periode yang sama tahun 2023 yakni mencapai Rp260 triliun.

Data BRI juga menyebutkan hingga akhir September 2023, bank plat merah yang tahun 2023 ini berusia 128 tahun ini berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 12,53% yoy menjadi Rp1.250,72 triliun. Dari jumlah itu, khusus penyaluran kredit UMKM tumbuh 11,01% dari semula Rp935,86 triliun pada Kuartal III-2022 menjadi Rp1.038,90 triliun pada Kuartal III-2023. Total porsi kredit UMKM BRI terhadap total kredit mencapai 83,06%.

Itu baru dari segi penyaluran nominal kredit. Secara akumulatif Supari menambahkan, pada periode Januari-September 2023, BRI telah juga berhasil menaikkelaskan pelaku usaha sebanyak 2,3 juta debitur. Rinciannya, sekitar 351 ribu pelaku usaha naik kelas dari KUR Super Mikro ke KUR Mikro. KUR Mikro ke KUR Kecil mencapai 1,9 juta debitur, dan KUR Kecil ke Kredit Komersial sekitar 13.000 debitur.

Penyaluran Kredit BRI Segmen UMKM:
Kuartal III-2022
Mikro: Rp231 triliun
Small: Rp62 triliun
Medium: Rp5 triliun
Cons: Rp36 triliun
UMKM: Rp333 triliun

Kuartal III-2023
Mikro: Rp260 triliun
Small: Rp74 triliun
Medium: Rp13 triliun
Cons: Rp47 triliun
UMKM: Rp394 triliun)

“BRI terus berkomitmen untuk mengembangkan segmen UMKM. Hal ini bisa dilihat dari penyaluran kredit pada segmen UMKM yang tumbuh 18,01% di kuartal III tahun 2023,” tegas Supari.

Data lain yang bisa dijadikan rujukan tentang sukses story program pemberdayaan UMKM adalah dari segi beragam program inisiatif pemberdayaan UMKM BRI.

Jumlah desa BRIlian misalnya, sudah mencapai 2.843 desa Brilian, kemudian link umum (platform online program pemberdayaan terintegrasi) mencapai 4.175.401 user link UMKM, dan PARI (platform marketplace komoditas pangan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Rakyat Indonesia) sudah memiliki 65.538 anggota.

Program Inisiatif Pemberdayaan UMKM BRI
1. Desa BRIlian: 2.843 desa Brilian
2. Klaster: 18.685 klaster usaha/235.779 anggota klaster
3. Link Umum: 4.175.401 user link UMKM
4. Rumah BUMN: 54 rumah BUMN/11.033 jumlah pelatihan
5. PARI: 65.538 user PARI/Rp3,6 triliun talangan/Rp13,7 triliun GMV/266.544 transaksi

Program pemberdayaan UMKM BRI lain yang langsung menyentuh akra rumput (grassroot) yakni program klaster UMKM, juga menunjukkan capaian menggembirakan. Sekadar diketahui program klaster ini dilakukan dengan membentuk klaster-klaster UMKM di lokasi yang berdekatan, kemudian berkumpul dan berofukus bersama-sama dalam bidang usaha yang sama.

Data per 31 Oktober 2023, program klaster ini sudah memberdayakan sebanyak 19.533 klaster usaha di Indonesia. Apabila dibandingkan dengan Triwulan II 2023, jumlah klaster yang diberdayakan tersebut telah bertambah 2.115 pelaku usaha.



Kemudian dari total jumlah keseluruhan UMKM yang diberdayakan, persentasenya mencapai 83,1% dari segmen produksi, dan 16,9% dari segmen non-produksi. Jika dirinci berdasarkan bidang usahanya, mayoritas berasal dari sektor pertanian sebanyak 47%, sektor Industri (30,8%), Perdagangan (9,9%), Perikanan (5,4%), jasa (2,5%), Pariwisata (0,8%), dan Lainnya (3,6%).

Melihat capaian-capaian program pemberdayaan UMKM di atas tak keliru jika keberadaan BRI bisa dianalogikan sebagai penyambung kaki dan tangan UMKM untuk naik kelas. Naik kelas bagi UMKM dalam konteks ini bukan hanya bertranformasi dari segi ekonomi tetapi juga berubah dari segi status sosialnya.

Memang belum semua UMKM tersentuh program pemberdayaan tetapi setidaknya di usianya yang menginjak 128 tahun ini, kontribusi BRI bisa menghadirkan potret besar UMKM bangsa ini yang lebih membanggakan dan menebalkan harapan menuju kenaikan kelas UMKM.

Prediksi Jumlah Agen BRILink Tahun ke Tahun
Tahun 2018: 401.550
Tahun 2019: 422.160
Tahun 2020: 504.233
Tahun 2021: 540.000
Tahun 2022: 672.000
Akhir Juni 2023: 666.000

Jumlah UMKM di Indonesia Berdasarkan Kelasnya (2021)
Usaha mikro: 64 juta
Usaha kecil: 193.959
Usaha menengah: 44.728
Usaha besar: 5.550

Proporsi Kontribusi UMKM Indonesia terhadap PDB (2019)
Usaha mikro: 37,4%
Usaha kecil: 9,5%
Usaha menengah: 13,6%
Usaha besar: 39,5%
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1909 seconds (0.1#10.140)