Gula Pasir Langka, Partai Perindo Minta Kecukupan Stok Pangan Dijamin Jelang Nataru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dan DPR tidak menampik adanya kelangkaan gula pasir di pasaran. Hal itu diketahui dari laporan anggota Komisi VI DPR Muslim dalam rapat kerja dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, di Jakarta, Senin (26/11/2023).
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Nasional DPP Partai Perindo Yerry Tawalujan membenarkan bahwa harga gula di pasar internasional memang mengalami kenaikan. Hal itu, lanjut dia, mendorong pihak tak bertanggung jawab dengan sengaja menahan stok gula dan tidak disalurkan ke tingkat pedagang/pengecer agar harganya makin terkerek naik.
"Mungkin mereka berpikir harga gula bisa lebih naik lagi, jadi barangnya tidak dilepas dulu ke pasar. Ini tentu harus diatasi oleh pemerintah," ujar Yerry kepada wartawan, Selasa (28/11/2023).
Caleg DPR RI Sulawesi Utara itu menjelaskan, kenaikan harga gula di pasar internasional itu diakibatkan kekeringan panjang yang terjadi akibat fenomena El Nino yang melanda negara-negara Asia. Produksi gula di India dan Thailand sebagai dua negara penghasil gula terbesar dunia terganggu. "Hal ini menyebabkan berkurangnya produksi gula global dan naiknya harga gula," tuturnya.
Terkait dengan itu, lanjut Yerry, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Perum Bulog perlu bekerja ekstra untuk memastikan ketersediaan bahan pangan, termasuk gula, dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat.
Terlebih, kata dia, di akhir tahun menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) biasanya permintaan dan kebutuhan bahan pangan akan naik.
"Pihak Kemendag, Bapanas dan Perum Bulog perlu kerja ekstra keras untuk memastikan ketersediaan stok pangan menjelang libur Nataru aman. Kalau perlu naikkan jumlah impor gula dan komoditas pangan lainnya seperti beras," ucapnya.
Selain itu, dia juga meminta Pemerintah untuk mengawasi distribusi bahan pangan di setiap daerah untuk mengantisipasi adanya distributor nakal.
"Kami juga minta Pemerintah mengawasi jalur distribusi pangan seperti gula, minyak goreng, dan beras agar tidak ada pedagang atau distributor nakal yang menimbun barang menunggu harganya makin naik baru dijual," kata Yerry.
Ketua DPP Gerkindo, organisasi sayap Partai Perindo itu, meminta Pemerintah bukan hanya melakukan operasi pasar saja, tetapi memberikan dan menambah jumlah bantuan sosial bahan pangan kepada masyarakat kurang mampu.
"Kami minta selain mengendalikan pasokan dan menurunkan harga pangan, pemerintah juga memberikan atau menambah jumlah bantuan sosial bahan pangan untuk masyarakat kecil yang berpenghasilan rendah," tandasnya.
Lihat Juga: Soal Demurrage Beras Rp294,5 M, Partai Perindo Sarankan Penguatan Penyimpanan dan Distribusi
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Nasional DPP Partai Perindo Yerry Tawalujan membenarkan bahwa harga gula di pasar internasional memang mengalami kenaikan. Hal itu, lanjut dia, mendorong pihak tak bertanggung jawab dengan sengaja menahan stok gula dan tidak disalurkan ke tingkat pedagang/pengecer agar harganya makin terkerek naik.
"Mungkin mereka berpikir harga gula bisa lebih naik lagi, jadi barangnya tidak dilepas dulu ke pasar. Ini tentu harus diatasi oleh pemerintah," ujar Yerry kepada wartawan, Selasa (28/11/2023).
Caleg DPR RI Sulawesi Utara itu menjelaskan, kenaikan harga gula di pasar internasional itu diakibatkan kekeringan panjang yang terjadi akibat fenomena El Nino yang melanda negara-negara Asia. Produksi gula di India dan Thailand sebagai dua negara penghasil gula terbesar dunia terganggu. "Hal ini menyebabkan berkurangnya produksi gula global dan naiknya harga gula," tuturnya.
Terkait dengan itu, lanjut Yerry, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Perum Bulog perlu bekerja ekstra untuk memastikan ketersediaan bahan pangan, termasuk gula, dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat.
Terlebih, kata dia, di akhir tahun menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) biasanya permintaan dan kebutuhan bahan pangan akan naik.
"Pihak Kemendag, Bapanas dan Perum Bulog perlu kerja ekstra keras untuk memastikan ketersediaan stok pangan menjelang libur Nataru aman. Kalau perlu naikkan jumlah impor gula dan komoditas pangan lainnya seperti beras," ucapnya.
Selain itu, dia juga meminta Pemerintah untuk mengawasi distribusi bahan pangan di setiap daerah untuk mengantisipasi adanya distributor nakal.
"Kami juga minta Pemerintah mengawasi jalur distribusi pangan seperti gula, minyak goreng, dan beras agar tidak ada pedagang atau distributor nakal yang menimbun barang menunggu harganya makin naik baru dijual," kata Yerry.
Ketua DPP Gerkindo, organisasi sayap Partai Perindo itu, meminta Pemerintah bukan hanya melakukan operasi pasar saja, tetapi memberikan dan menambah jumlah bantuan sosial bahan pangan kepada masyarakat kurang mampu.
"Kami minta selain mengendalikan pasokan dan menurunkan harga pangan, pemerintah juga memberikan atau menambah jumlah bantuan sosial bahan pangan untuk masyarakat kecil yang berpenghasilan rendah," tandasnya.
Lihat Juga: Soal Demurrage Beras Rp294,5 M, Partai Perindo Sarankan Penguatan Penyimpanan dan Distribusi
(fjo)