Memberi Makna Indonesia, BRI Berupaya buat UMKM Naik Kelas

Sabtu, 09 Desember 2023 - 18:52 WIB
loading...
Memberi Makna Indonesia, BRI Berupaya buat UMKM Naik Kelas
Ari Abdul bersama istri mengungkap peran KUR BRI dalam mengembangkan usahanya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Keterbatasan modal terkadang menjadi kendala besar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah ( UMKM ) untuk berkembang. Namun, kehadiran kredit usaha rakyat ( KUR ) menjadi solusi terbaik agar pelaku UMKM bisa naik kelas mengatasi persoalan itu dan juga dalam upaya memberi makna untuk Indonesia.



Dilansir dari laman BRI, KUR cukup ringan buat pelaku UMKM. Dengan suku bunga pinjaman hanya 6% efektif per tahun, KUR tentunya sangat meringankan para pelaku UMKM.

KUR pun dibagi dari beberapa pilihan, yakni KUR Mikro BRI, KUR Kecil BRI, dan KUR TKI BRI. Untuk syarat dan ketentuan masing-masing KUR itu berbeda-beda.

KUR Mikro BRI syaratnya, maksimum pinjaman sebesar Rp 50 juta per debitur. Itu dengan jenis pinjaman kredit modal kerja (KMK) dengan maksimum masa pinjaman 3 tahun dan kredit investasi (KI) dengan maksimum masa pinjaman 5 tahun yang bebas biaya administrasi dan provisi.

KUR Kecil Bank BRI syaratnya pinjaman Rp50 juta sampai Rp500 juta. Itu dengan jenis pinjaman KMK maksimum masa pinjaman 4 tahun dan KI dengan maksimum masa pinjaman 5 tahun yang mana agunan sesuai peraturan bank.

KUR TKI Bank BRI syaratnya maksimal peminjaman Rp25 juta berdasarkan ketentuan pemerintah dan bebas biaya administrasi serta provisi. Maksimum pinjaman tiga tahun atau berdasarkan pada masa kontrak kerja yang dikhususkan untuk penempatan pekerja di Singapura, Hongkong, Taiwan, Brunei, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

Peranan Mantri BRI untuk Pelaku UMKM

Kehadiran Mantri BRI sangat memanjakan para pelaku UMKM. Sebab, para pelaku UMKM dapat mengetahui secara jelas terkait KUR dengan pelayanan dari Mantri BRI.

Pemimpin Kantor Cabang BRI Bogor Dewi Sartika, Suristanta, mengatakan mantri melayani para pelaku UMKM dari kota sampai pelosok desa. Itu menandakan BRI begitu dekat dengan para pelaku UMKM dalam berusaha membuat mereka naik kelas dari segi usaha.

"Satu orang mantri akan memegang dua desa. Jadi, ada sebanyak 143 mantri yang akan melayani pelaku UMKM di 286 di sana yang berada di naungan Kantor Cabang BRI Bogor," ucap Suristanta di Bogor, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Mantri BRI Unit Cijeruk Ricki Rahmat menyatakan sangat menyambut baik banyak UMKM yang ingin berkembang. Oleh karena itu, BRI pun mencoba membantunya dari segi permodalan dan pembinaan secara berkala.

"Kami bantu dari segi permodalan. Sebab, UMKM di wilayah sini kekurangan modal. Itu untuk membeli bahan baku atau investasi usaha seperti membeli kendaraan operasional dan mesin jika dibutuhkan," katanya.

"Pemasaran juga kami akan bantu dengan diikutkan ke pameran. Nanti juga akan dibantu untuk pendampingan pemasaran lewat marketplace atau online," tambahnya.

Geliat Usaha Jadi Naik Kelas

Pelaku UMKM "Seblak Tasik 3 Putra" Ari Abdul mengatakan KUR sangat bermanfaat buat usahanya. Dengan KUR, usaha olahan makanannya di Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat, yang berkembang cukup pesat karena kini memiliki tujuh cabang.

"Pinjam KUR untuk buka cabang pertama. Alhamdulillah, saat ini sudah punya 7 cabang tersebar di Bekasi," tuturnya.

Seblak Tasik 3 Putra awalnya hanya dia dan istri yang menjalankan usaha itu, tetapi saat ini sudah ada 16 karyawan yang dipekerjakan. Tentunya dia harap usahanya itu dapat makin bermanfaat buat banyak orang dengan membuka lapangan pekerjaan.

"Sudah berinvestasi dengan membeli properti, yakni sebuah rumah," katanya.

Sementara itu, Azim Sadikin, pembudidaya ikan air tawar dan pemancingan, mengatakan memang terkendala permodalan untuk mengembangkan usahanya di Kampung Dukuh Kaung, Desa Cinagara, Caringin, Kabupaten Bogor. Namun, setelah mengetahui KUR membuatnya memanfaatkan program itu yang kini dampak positif sangat dirasakannya.

Memberi Makna Indonesia, BRI Berupaya buat UMKM Naik Kelas

Azim Sadikin, pembudidaya ikan air tawar dan pemancingan. Foto/Dok

"UMKM terkadang terhalangan permodalan untuk berkembang. Program BRI ini sangat membantu saya. Jadi, saya sudah berkali-kali memanfaatkan program ini," ucapnya.

Azim kini sudah bisa tersenyum lebar melihat usahanya terus berkembang karena dari satu menjadi 17 kolam ikan. Namun, sampai ke titik tersebut dia butuh perjuangan yang tidak main-main pastinya.

"Pernah rugi Rp10 juta dalam satu hari. Itu karena ikan yang saya miliki mati semua. Saya konsultasi dengan istri (agar semangat kembali) dan juga dengan orang-orang yang lebih paham ikan. Itu saya lakukan," jelasnya.

Tidak mau sukses seorang diri, Azim pun kini membina masyarakat setempat agar bisa merasakan manisnya dalam membudidaya ikan dan pemancingan. Pasalnya, tidak segan membocorkan semua rahasia agar usaha tersebut dapat berkembang dan meminimalisir kegagalan.



"Saya memberikan pembinaan kepada 10 pembudidaya ikan. Itu berkaitan permodalan dan pemasaran hasil panen ikan," ujarnya.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1695 seconds (0.1#10.140)