Harga Minyak Naik, Mendekati Level Tertinggi Akhir 2014

Kamis, 19 April 2018 - 11:29 WIB
Harga Minyak Naik, Mendekati Level Tertinggi Akhir 2014
Harga Minyak Naik, Mendekati Level Tertinggi Akhir 2014
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah pada perdagangan Kamis (19/4/2018) menguat, mendekati level tertinggi akhir tahun 2014. Kenaikan harga minyak ditopang oleh Arab Saudi yang menginginkan harga lebih tinggi di saat persediaan minyak mentah Amerika Serikat menurun. Saudi diperkirakan bakal menahan pasokan demi menopang harga.

Melansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent International naik 31 sen atau 0,4% menjadi USD73,79 per barel pada pukul 00:28 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 29 sen atau 0,4% menjadi USD68,76 per barel.

Kenaikan harga Brent menandai level tertinggi sejak November 2014, di mana kala itu harga mencapai USD73,93 per barel. Dan WTI mencapai harga terkuat sejak Desember 2014 yaitu di level USD68,91 per barel.

Reuters melaporkan bahwa eksportir minyak Arab Saudi menginginkan harga minyak mentah menjulang menjadi USD80 per barel atau USD100 per barel pada akhir tahun ini. Hal ini demi menopang IPO Aramco. Riyadh sendiri dikabarkan akan tetap mempertahankan pemangkasan pasokan, sebagaimana diperkenalkan OPEC pada 2017 demi meningkatkan harga.

"Saudi dan rekan-rekannya di OPEC membutuhkan harga minyak yang lebih tinggi demi posisi fiskal mereka. Hal ini selaras dengan program reformasi yang berani dan mahal yang dijalankan Kerajaan Saudi. Jadi mereka mungkin akan terus menahan pasokan selagi memiliki kesempatan," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di bursa berjangka AxiTrader di Singapura.

Di saat Saudi mengekang produksi, Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan persediaan minyak komersial AS turun 1,1 juta barel dalam sepekan hingga 13 April menjadi 427,57 juta barel, mendekati tingkat rata-rata lima tahun di sekitar 420 juta barel.

Dengan harga minyak mentah meningkat, maka negara yang bukan OPEC dan tidak tergabung dalam pemangkasan produksi, akan meningkatkan produksi mereka demi mengimbangi pasokan. Yaitu Amerika Serikat, yang terus meningkatkan produksi sejak pertengahan 2016, menjadi 10,54 juta barel per hari.

Jumlah produksi minyak AS saat ini lebih dari yang diproduksi Arab Saudi. Adapun negara produsen minyak terbesar dunia saat ini adalah Rusia, yang menghasilkan hampir 11 juta barel per hari.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8594 seconds (0.1#10.140)