Beras Mahal dan Langka, Pedagang Pasar Minta Buka-bukaan Data Sebaran Bansos

Senin, 12 Februari 2024 - 20:40 WIB
loading...
Beras Mahal dan Langka, Pedagang Pasar Minta Buka-bukaan Data Sebaran Bansos
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia mengatakan, saat ini pasokan beras di pasar mengalami gangguan. Dimana saat ini peritel mulai kesulitan mendapatkan suply beras terutama untuk type premium lokal dengan kemasan 5 kg. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI ( Ikatan Pedagang Pasar Indonesia ), Reynaldi Sarijowan mengatakan, saat ini pasokan beras di pasar mengalami gangguan. Hal tersebut disinyalir menjadi penyebab melonjaknya harga beras belakangan ini.



Lantaran hal itu, Reynald meminta Pemerintah terbuka soal penyaluran bansos menjelang penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 karena khawatir data penyaluran bansos ini tidak sesuai dengan kebutuhan penerima, sehingga menyebabkan terganggunya pasokan beras di pasar.

"Karena ini tahun politik, momentum ini patut diduga dijadikan alat elektoral dengan beberapa lintas Kementerian yang terkait, kami hanya menduga ke arah sana," ujar Reynald saat dihubungi MNC Portal, Senin (12/2/2024).



"Maka posisi hari ini mohon untuk dibuka data sebaran bansos masyarakat yang dibutuhkan, jangan sampai masyarakat yang mampu mendapatkan bantuan tersebut, itu sudah ada ketentuannya," sambungnya.

Menurut Reynald ,penyaluran bantuan sosial memang amat dari konstitusi, namun perlu dipastikan penyaluran beras tersebut harus sesuai dengan kebutuhan para penerima. Sehingga stok beras untuk pasokan ke pasar tetap terjaga dan tidak menimbulkan lonjakan harga.

"Penerima bansos itu bagi mereka yang kurang mampu, jika data itu bisa diperlihatkan kepada publik, jadi kita bisa tahu, apakah bantuan beras itu benar kepada mereka yang tidak mampu, jangan sampai kalangan menengah yang mampu mendapatkan bansos, sedangkan yang tidak mampu ini menjadi masalah," lanjutnya.

Disamping itu, Reynald menduga adanya 'mafia' beras yang mengambil beras tidak di pasar, namun langsung ke produsen, sehingga membuat pasokan beras ke pasar menjadi terhambat.

"Kemudian untuk mafia dalam tanda kutip, ini hampir setiap komoditas, ada beberapa orang yang mengambil partai besar tidak di pasar tetapi langsung di produsen besar," lanjutnya.

Reynaldi menambahkan, pihaknya juga mendapati laporan untuk harga beras medium terkerek menjadi Rp13.500 per kilo sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp18.500 per kilo. Kedua harga tersebut sudah melebihi Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Pada kesempatan yang berbeda, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey mengaku saat ini peritel mulai kesulitan mendapatkan suply beras terutama untuk type premium lokal dengan kemasan 5 kg.

Menurut Roy Mandey, keterbatasan supply beras tersebut disebabkan karena saat ini belum masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024, serta bersamaan pula dengan belum masuk nya berastype medium (SPHP) yang diimpor Pemerintah.

Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern (toko swalayan) dan pasar rakyat (pasar tradisional).

Menurutnya, keadaan kenaikan harga ini, terjadi pada berbagai wilayah di Indonesia, 'menular' atau merambat juga pada berbagai komoditi bahan pokok & penting lainnya, apalagi bulan Februari ini adalah momentum para peritel melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan pada gerai ritel modern.

"Menyediakan bahan pokok dan penting bagi masyarakat yang akan menunaikan bulan suci Ramadan pada pertengahan bulan Maret 2024 dan merayakan hari Idul Fitri, di bulan April 2024," tutupnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)