Sri Mulyani Optimis Investasi di Indonesia Meningkat di Semester II
Selasa, 07 Agustus 2018 - 19:32 WIB
Sri Mulyani Optimis Investasi di Indonesia Meningkat di Semester II
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis hingga akhir tahun ini, laju pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi bisa tumbuh sesuai dengan proyeksi, sebesar 7% secara tahunan.
Dalil dia, melihat dari seluruh faktor pendukung pertumbuhan investasi yang saat ini sudah terlihat, antara lain dari indikator impor bahan baku dan modal di luar alat-alat militer.
"Di sisi investasi, Kemenko Perekonomian telah melakukan dan meluncurkan OSS (Online Single Submission). Kita terus memperbaiki insentif kita dan tentu berharap investor bisa melihat keuntungannya, baik untuk pasar domestik atau ekspor. Ini salah satu yang kita harapkan bisa menjaga momentum (pertumbuhan ekonomi), baik dari sisi konsumsi, investasi, dan ekspor," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Lanjutnya, pertumbuhan kredit telah mencapai 10,75% (yoy) pada akhir Juni 2018. Angka itu naik 30%-40% dibandingkan tahun lalu. Sementara kedit bermasalah atau non perfroming loan (NPL) perbankan sudah relatif bersih.
"Faktor lainnya adalah harga komoditas yang mulai meningkat. Dan kelima, penjualan otomotif yang mulai naik disertai dengan kenaikan kinerja industri makanan dan pakaian tekstil," jelasnya.
Dalil dia, melihat dari seluruh faktor pendukung pertumbuhan investasi yang saat ini sudah terlihat, antara lain dari indikator impor bahan baku dan modal di luar alat-alat militer.
"Di sisi investasi, Kemenko Perekonomian telah melakukan dan meluncurkan OSS (Online Single Submission). Kita terus memperbaiki insentif kita dan tentu berharap investor bisa melihat keuntungannya, baik untuk pasar domestik atau ekspor. Ini salah satu yang kita harapkan bisa menjaga momentum (pertumbuhan ekonomi), baik dari sisi konsumsi, investasi, dan ekspor," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Lanjutnya, pertumbuhan kredit telah mencapai 10,75% (yoy) pada akhir Juni 2018. Angka itu naik 30%-40% dibandingkan tahun lalu. Sementara kedit bermasalah atau non perfroming loan (NPL) perbankan sudah relatif bersih.
"Faktor lainnya adalah harga komoditas yang mulai meningkat. Dan kelima, penjualan otomotif yang mulai naik disertai dengan kenaikan kinerja industri makanan dan pakaian tekstil," jelasnya.
(ven)
