Cadangan Devisa Akhir Oktober Naik Jadi USD115,2 Miliar

Rabu, 07 November 2018 - 18:50 WIB
Cadangan Devisa Akhir Oktober Naik Jadi USD115,2 Miliar
Cadangan Devisa Akhir Oktober Naik Jadi USD115,2 Miliar
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat USD115,2 miliar pada akhir Oktober 2018. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan USD114,8 miliar pada akhir September 2018.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, mengatakan peningkatan cadangan devisa pada Oktober 2018 terutama dipengaruhi penerimaan devisa migas dan penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Agusman di Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. "Kedepan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif," paparnya.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, beberapa faktor yang mempengaruhi cadangan devisa. Penjualan utang luar negeri pemerintah menarik devisa dari luar.

"Terutama nanti akhir tahun ada front loading utang untuk belanja di 2019. Kemudian bulan September kemarin, impor migasnya turun 25,2% dibanding bulan Agustus (data BPS)," ujarnya saat dihubungi. Jadi kebutuhan dolarnya sempat berkurang. Diakhir tahun, ada lonjakan impor migas karena seasonal Natal dan Tahun Baru dimana permintaan BBM tinggi.

"Kabar baiknya harga minyak mentah dunia sekarang dibawah USD72 per barel. Turun dari puncak USD86 per barel," pungkasnya. Menurut Bhima, BI juga menghemat cadangan devisa untuk intervensi rupiah.

"Ini strategi persiapan bulan Desember, dimana Fed rate naik dan ada tekanan arus modal keluar. Ibaratnya BI hemat cadangan devisa untuk perang yang lebih besar di akhir tahun sampai 2019," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5848 seconds (0.1#10.140)