Harga Minyak Mentah Dunia Berbalik Pulih Usai Terjun Bebas 6%

Rabu, 21 November 2018 - 11:42 WIB
Harga Minyak Mentah Dunia Berbalik Pulih Usai Terjun Bebas 6%
Harga Minyak Mentah Dunia Berbalik Pulih Usai Terjun Bebas 6%
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia pada perdagangan, Rabu (21/11/2018) berbalik menguat setelah beberapa hari sebelumnya telah terjun bebas lebih dari 6% dibayangi kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global. Harga minyak terangkat kembali ketika laporan persediaan minyak mentah komersial Amerika Serikat (AS) terjadi penurunan tak terduga serta dalam impor minyak mentah India.

Meski begitu seperti dilansir Reuters hari ini, investor tetap gelisah, dengan peringatan Badan Energi Internasional (IEA) tentang ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar minyak karena lingkungan ekonomi yang sulit dan risiko politik. Sebelumnya kecemasan atas perlambatan ekonomi global ditambah perang dagang AS memberikan tekanan terhadap pasar minyak Internasional.

Tercatat harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional berada di level USD63,19 per barel pada pukul 02.39 GMT atau meningkat mencapai 66 sen yang setara dengan 1,1% dari sesi penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) lebih tinggi 66 sen atau 1,2% menjadi USD54,09 per barel.

Keuntungan dalam perdagangan, Rabu terimbas laporan American Petroleum Institute pada Selasa malam bahwa persediaan minyak mentah komersial AS pekan lalu turun tak terduga sebesar 1,5 juta barel menjadi 439,2 juta dalam seminggu hingga 16 November. Serta munculnya rekor impor minyak mentah oleh India hampir 5 juta barel per hari (bpd) juga mendukung harga.

Namun, rebound pada Rabu terbilang cukup kecil dalam konteks kelemahan pasar secara umum, dimana minyak mentah telah jatuh lebih dari 6 persen pada sesi sebelumnya di tengah aksi jual dalam pasar saham global. "Perekonomian global masih melalui waktu yang sangat sulit dan sangat rapuh. Hal ini mengkhawatirkan pasar minyak akan terpecah," terang analis.

Dengan lonjakan output dan prospek permintaan memburuk, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) mendorong untuk pemotongan pasokan antara 1 juta hingga 1,4 juta bph untuk mencegah terulangnya banjir pasokan pada 2014. "Kami akan mengantisipasi kelemahan lebih lanjut sampai reaksi dari OPEC (6 Desember) dan KTT G20 lebih jelas (30 November/1 Desember)," kata Ashley Kelty, analis minyak di bank investasi Cantor Fitzgerald Eropa.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4149 seconds (0.1#10.140)