GARDA Sebut Tarif Grab ke Pengemudi Lebih Rendah

Jum'at, 07 Desember 2018 - 14:10 WIB
GARDA Sebut Tarif Grab ke Pengemudi Lebih Rendah
GARDA Sebut Tarif Grab ke Pengemudi Lebih Rendah
A A A
JAKARTA - Gerakan Aksi Roda Dua (GARDA) menilai bahwa tarif per kilometer yang diterima mitra pengemudi Grab Bike ternyata lebih rendah daripada Go-Jek. Berdasarkan komparasi Garda di lapangan, tarif Grab Bike yang diterima pengemudinya Rp1.200 per kilometer untuk perjalanan jarak dekat, adapun tarif Go-Jek Rp1.600.

"Memang tarif Go-Jek untuk mitra pengemudi masih lebih tinggi ketimbang tarif Grab sejak dulu. Bahkan, sampai akhirnya Go-Jek ikut menurunkan tarif jadi Rp1.600 per kilometer (tetap masih lebih tinggi)," kata Presidium GARDA, Igun Wicaksana di Jakarta, Jumat (7/12/2018).

Igun menilai, penyesuaian tarif untuk mitra pengemudi yang dilakukan Go-Jek, jelas dipicu oleh tarif Grab yang sudah lebih dulu terlampau rendah. "Karena Go-Jek kalah harga dari Grab, pasti mereka akan ikut menurunkan tarif. Akhirnya benar terjadi. Kami menyayangkan adanya perang tarif ini," imbuh dia.

Penetapan tarif bagi pengemudi yang terlampau rendah, lanjut Igun, adalah bukti kalau Grab tidak memperhatikan aspek kemanusiaan mitranya. Tarif yang sangat rendah membuat pengemudi dipaksa bekerja lebih keras, sehingga akhirnya berpengaruh pada sisi keamanan dan pelayanan.

Akibat dari terlampau keras bekerja demi mengejar insentif yang layak, pengemudi bisa kelelahan dan memicu kecelakaan di jalan. "Ini yang tidak pernah dipikirkan oleh Grab, bahwa tarif sangat murah itu justru berpengaruh pada keamanan," tuturnya.

Persoalan tarif yang terlalu rendah ini pun memicu fenomena perpindahan pengemudi Grab ke Go-Jek. Mereka memutuskan migrasi karena merasa tidak ada perhatian dari manajemen Grab terhadap nasib mitranya.

Faktor ekonomi dan jaminan kesejahteraan memang menjadi alasan utama adanya migrasi tersebut. "Itu tindakan yang sangat rasional dari para pengemudi. Ketika merasa tidak ada jaminan kesejahteraan, tentu mereka melihat opsi lain," tandasnya.

Sebelumnya, Managing Director Grab Indonesia, Rizki Kramadibrata, mengkritik kebijakan Go-Jek yang melakukan penyesuaian tarif. Dia mengklaim bahwa Grab telah mengupayakan kesejahteraan tak hanya dengan skema tarif, tapi dengan memangkas pengeluaran mitranya. Namun, ternyata tarif yang diterima pengemudi Grab justru lebih rendah daripada Go-Jek, dan Rizki menyatakan belum berencana menaikkan lagi tarif tersebut.

"Tarif adalah salah satu komponen kesejahteraan, dan kami menaikkan komponen tarif dengan sangat hati-hati," kata Rizki.

Menanggapi hal itu, VP Corporate Affairs Go-Jek, Michael Reza Say, menyatakan bahwa penyesuaian tarif dilakukan untuk mengikuti kondisi pasar, guna menjaga daya saing mitra pengemudi agar tetap menjadi pilihan konsumen. "Dan tarif yang dibayarkan Go-Jek ke mitra driver saat ini tetap masih yang tertinggi di pasaran," ujar Michael.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1972 seconds (0.1#10.140)